Renungan

Yesus, Raja Damai

Yesus, Raja Damai

Yesaya 9: 5

(By Chia Yee Xian)

Pendahulan

Malam ini kita merayakan malam Natal. Apa artinya Natal? Di sini ada sebuah pohon Natal dengan banyak pernak-pernik dan bungkusan-bungkusan hadiah? Kalau kita ke mal-mal, pasti ada dekorasi Natal. Apakah semua ini melambangkan artinya Natal?

Berfokus kepada pohon Natal, dekorasi Natal dan hadiah-hadiahnya tidak akan membawa kita kepada arti Natal yang sesungguhnya.

Dalam kartun “Peanuts”, Nilus dikenal sebagai seorang anak perempuan yang sangat tergantung kepada selimut birunya. Kemana-mana dia pergi, dia akan membawa selimut itu dan dia tidak malu karena dia merasa sangat aman dengannya.

Kakaknya, Lucy, sangat benci akan selimut itu dan sering membuangnya. Nilus tahu bahwa dia tidak seharusnya begitu bergantung kepada selimut itu, tetapi dia tetap mengambilnya kembali. Dia akan selalu membawanya ke mana saja dia pergi. Selimut itu memberinya rasa aman.

Dalam “Charlie Brown’s Christmas”, Charlie bertanya dengan nada frustrasi, “Tidakkah ada seorang di sini yang tahu arti Natal?”

Nilus mengambil selimut birunya dan berjalan ke tengah panggung. Dia membaca Lukas 2: 10-11, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud.”

Saat dia membaca “Jangan Takut”, dia melepaskan dan menjatuhkan selimut birunya ke atas panggung. Selimut biru itu adalah pelindungnya setiap kali dia merasa takut.

Inilah artinya Natal, “Jangan takut!”. Kita melepaskan ketakutan kita dan bersandar hanya kepada Tuhan Yesus.

“Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita …….. dan namanya disebutkan orang ………. Raja Damai.” (Yesaya 9: 5). Pada hari Natal, telah lahir bagi kita, Yesus, Raja Damai. Tema firman malam ini adalah, “Yesus, Raja Damai”.

1. Jangan Takut! Yesus adalah Raja Damai

Ketakutan terbesar manusia adalah menghadapi kematian. Manusia ada roh. Roh itu kekal. Pertanyaannya adalah ke mana roh kita pergi setelah kematian? Inilah yang menakutkan. Yang menakutkan bukan hembusan nafas yang terakhir tetapi setelah itu, ke mana roh kita pergi?

Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia mengalami kematian jasmani dan kematian kekal. Sekali lagi, yang menakutkan bukan kematian jasmani tetapi kematian kekal. Alkitab berkata, “Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6: 23a)

Pada malam hari Natal, seorang malaikat Tuhan berkata kepada gembala-gembala yang tinggal di padang yang sedang menjaga kawanan ternak mereka, “Jangan takut!” sebab pada hari Natal telah lahir Yesus, Sang Juruselamat dan Raja Damai.

Dalam Matius 1: 20, malaikat Tuhan memberitahu Yusuf bahwa anak yang di dalam kandungan Maria adalah dari Roh Kudus.

  • Oleh karena Maria adalah seorang dara dan dikandung oleh Roh Kudus, anak yang dilahirkannya, yaitu bayi Yesus, tidak dicemari oleh dosa asal.
  • Yesus tidak memiliki natur manusia yang berdosa. Yesus tidak pernah berbuat dosa baik dalam pikiran, kata-kata mau pun perbuatan seumur hidupnya.

Oleh itu, Yesus, manusia yang sempurna dan tidak berdosa layak menggantikan tempat kita di kayu salib.

  • Di dalam Yesus ada pengampunan dosa.
  • Oleh karena dosa yang memisahkan kita dari Allah telah diangkat, kita didamaikan dengan Allah.

Yesus adalah Raja Damai:

  • Yesus mendamaikan kita dengan Allah.
  • Yesus mendamaikan kita dengan diri sendiri.
  • Yesus mendamaikan kita dengan sesama.

2. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Yesus adalah Raja Damai

Kita hidup dalam dunia sekarang ini yang penuh dengan ketidakpastian dan kekuatiran.

  • Sudah dua tahun kita mengalami pandemi Covid-19. Jutaan orang telah meninggal karena Covid-19. Saat ini, pandemi belum teratasi, malah sekarang ada varian Omicron yang lebih menular.
  • Baru-baru ini, banjir! Air masuk ke dalam rumah di Desa Kapur, bukan karena hujan tapi karena air pasang. Dengan pemanasan global yang mencairkan es di kutub Utara dan Selatan, takutnya masalah ini akan menjadi lebih parah dari tahun ke tahun.
  • Bencana-bencana alam seperti letusan Gunung Semeru di pulau Jawa pada tanggal 4 Desember 2021 telah merenggut sekurang-kurangnya 57 jiwa.
  • Pada tanggal 10 Desember 2021, terjadi tornado atau angin taufan yang dahsyat di Amerika. Sekurang-kurangnya 90 orang meninggal.
  • Dengan ketegangan antara Amerika dan Cina, ketegangan antara Cina dan Taiwan, ketegangan antara Rusia dan Ukrainia, belum lagi ancaman nuklir dari Korea Utara, orang-orang takut akan terjadinya Perang Dunia yang Ketiga.

Bagaimana kita menghadapi kekuartiran dari ancaman-ancaman ini?

Yesus berkata, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14: 27)

Damai yang diberikan oleh dunia sangat bergantung kepada keadaan di luar kita. Ketika peperangan terjadi semua damai hilang. Ketika bencana alam dan penyakit mengamuk, kita penuh dengan kekuatiran. Ketika badai kehidupan datang silih berganti, kita kacau dan kehilangan damai sejahtera.

Yesus tidak pernah berjanji kita tidak akan mengalami peperangan, bencana alam atau badai kehidupan. Tetapi Dia berjanji bahwa di tengah-tengah badai itu, Dia ada bersama-sama dengan kita. Dia berjanji akan memberi kepada kita damai sejahtera yang sejati.

Bagi saya, illustrasi tentang dasar laut Samudra sangat baik menggambarkan damai sejahtera yang diberikan Yesus.

Ketika terjadinya badai yang dahsyat, bagaimana dengan permukaan air laut? Ombaknya bergelora dan bisa mencapai beberapa meter tingginya. Para nelayan paling takut akan badai seperti itu karena kapan-kapan saja ombak yang besar itu dapat menyapu, membalikkan dan menenggelamkan kapal mereka.

Tetapi perhatikan, walaupun permukaan air laut samudra kacau balau, tetapi di dasar laut samudra, airnya tenang sekali. Inilah damai sejahtera yang diberikan oleh Yesus. Tidak peduli betapa dahsyatnya badai kehidupan, tidak peduli apakah ada peperangan, bencana alam atau sebagainya, dengan Tuhan Yesus Kristus bersama-sama dengan kita menghadapinya, kita akan mengalami damai sejahtera yang sejati, yang tidak tergantung kepada keadaan luar kita. Kita memiliki damai sejahtera di tengah-tengah badai kehidupan karena kita tahu bahwa Tuhan Yesus pegang kendali. “He is in control”.

3. Jangan kuartir! Yesus ada Raja Damai

Filipi 4: 6-7. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Bagaimana kita mendapat damai sejahtera Allah yang memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus?

(a) Kita percaya kepada Tuhan Yesus Kristus

Kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan Yesus. Tindakan ini memberi kita damai sejahtera dalam Tuhan.

Seandainya, kita mau berwisata ke Beijing. Kita ambil pesawat Garuda dari Jakarta ke Beijing yang berangkat jam sebelas malam. Jam penerbangan adalah kurang lebih 7 jam.

Semua penumpang sudah siap dan duduk dalam pesawat menunggu kedatangan pilot. Setelah Sang Pilot masuk ke pesawat, pesawat pun lepas landas. Pramugari sediakan makanan. Setelah makan, kita tidur dengan nyenyak. Tidak lama kemudian, pesawat pun mendarat. Kita sudah sampai di bandara Beijing dengan aman.

Pertanyaan? Apakah kita khawatir sepanjang penerbangan itu? Tidak, malah kita tidur dengan baik. Mengapa demikian? Ini adalah karena ketika Sang Pilot masuk ke pesawat, kita percayakan hidup kita kepadaNya.

Demikian juga, ketika Tuhan Yesus masuk ke dalam hidup kita, kita percayakan hidup kita kepada Yesus, Raja Damai. Dengan penyertaan Tuhan Yesus, kita ada damai sejahtera. Kita dapat tidur dengan aman.

(b) Kita berserah kepada Tuhan Yesus Kristus

Apa yang membuat kita khawatir bukan situasi-situasi di luar kita, tetapi bagaimana kita menanggapi situasi-situasi itu. Ketika kita berkata, “Bukan kehendakku, tetapi kehendak Engkau yang terjadi”, kita mengalami damai sejahtera.

Ketika tangan anak digigit nyamuk, dia akan terus menggaruk tangannya karena gatal. Kemudian, ibu mengambil “Mopiko” dan mengoleskannya ke atas gigitan nyamuk itu. Mopiko adalah obat atau salep kulit yang diproduksi di Jepang untuk menghilangkan gatal-gatal gigitan serangga. Gigitan nyamuk itu tetap ada tetapi rasa gatal-gatalnya sudah hilang. Apakah anak itu menolak ibunya? Tidak dia ….. berserah kepada ibunya.

Perhatikan:

  • Anak itu berserah kepada ibunya ketika ibunya mengoleskan mopiko. Demikian juga kita harus berserah kepada Tuhan Yesus Kristus.
  • Gigitan nyamuk masih ada. Demikian juga masalah-masalah kita masih ada.
  • Tetap rasa gatal-gatal sudah hilang. Demikian juga, kekuartiran kita sudah hilang …… digantikan oleh damai sejahtera.
  • Akhirnya, rasa gatal bukan saja hilang, tidak ada lagi bekas gigitan nyamuk. Demikian juga, selain dari hilangnya kekuatiran, Tuhan juga memberi kita jalan keluar dari permasalahan kita.

Penutup

Bapak-ibu, saudara-saudari yang dikasihi dalam Yesus Kristus, Yesus adalah Raja Damai. Hidup dalam Yesus memberikan kita damai sejahtera yang sesungguhnya. Sebaliknya, hidup tanpa Yesus adalah hidup tanpa damai sejahtera.

Oleh itu,

  • Marilah kita percaya kepada Tuhan Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat kita. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan menjadi milik kita.
  • Marilah kita menundukkan kehendak kita kepada Tuhan Yesus. “Bukan kehendak-ku melainkan kehendak Engkau yang terjadi”. Ketika kita berserah dan taat kepada Tuhan Yesus, kita akan mengalami damai sejahtera yang sejati yang mengalir dari dalam hati kita.

Mari kita berdoa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *