Lima Study Kasus Pastoral Panggembalaan
Program Pasca Sarjana
Nama Mahasiswa : Reinhard Berhitu
Mata kuliah : Teologia Pastoral
Dosen Pengampuh : Pdt DR Yunus Laukapitan
Kasus I: Pendeta yang Tidak Disiplin Waktu
- Realita Masalah
Dalam perjalanan pelayanan penulis memasuki dua puluh lima Tahun lebih sebagai gembala, hal sangat penting dalam realita pelayanan adalah masalah tidak tepat waktu oleh beberapa Hamba Tuhan dan ini sangat mempengaruhi segala aktifitas dalam bergereja dan bermasyarakat. Pendeta yang tidak menghargai waktu membuat hubungan dengan umat tergangu karena keterlambatannya dalam menghadiri setiap ibadah-ibadah dan menjadi batu sandungan bagi warga gereja bahkan terbawah-bawah dalam hal peribadatan tidak tepat waktu.
Melihat realita masalah ini, maka muncul banyak hal yang ada diseputar jemaat itu, jemaat merasa tergangu, dan mulai tidak focus dalam ibadah, muncul juga kegaduhan jemaat mulai keluar-masuk karena menunggu terlalu lama, dan pada akhirnya meskipun thotbanya menarik tetapi sudah terlambat lebih dulu membuat jemaat tidak simpati terhadap hamba Tuhan dimaksud. Untuk itu sebagai hamba Tuhan kita harus mampu dan disiplin dalam mengelolah waktu yang Tuhan berikan kepada Kita.
- Analisa Masalah
Mark Dever mengatakan waktu seperti orang menabur lewat pujian, menabur benih waktu pagi, menabur benih waktu siang, menabur benih waktu petang, menabur benih waktu malam, oh seperti apakah panen itu nantinya, oh seperti apakah panen itu nantinya. Karena itu hal disiplin waktu menjadi pokok sentral dalam kemajuan sebuah pelayanan, karena itu sebagai seorang hamba Tuhan jabatan pelayan harus kita pertanggungjawabkan dengan disiplin waktu. Dalam membangun sebuah Tugas dan panggilan guna menyebarkan injil kerajaan Allah yang dipercayakan kepada kita sebagai orang istimewa karena Tuhan memilih, menetapkan, menguduskan dan memakai kita sebagai pribadi-pribadi yang menyampaikan Injil Tuhan dimana saja kita berada.
- Refleksi Theologia
Disiplin diri sangat menentukan kekuatan diri, Mark Dever mengatakan disiplin seperti kayu pancang yang membantu pohon bertumbuh kearah yang benar, disiplin tersebut untuk membentuk seseorang dalam pertumbuhannya secara emosi, fisik, mental, dan rohani sebagai pembentukan dasar sebagai seorang hamba Tuhan yang harus memahami tetang kata disiplin khususnya disiplin waktu. Jhon Makswell mengatakan disiplin waktu adalah suatu ukuran dalam penilaian integritas seseorang Hamba Tuhan dalam 2 Timotius 4:2 dikatakan “Beritakanlah Firman Tuhan, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya. Nyatakan apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Maka sebagai seorang Hamba Tuhan sadar bahwa apa yang kita ajarkan itulah yang menjadi potret hidup kita.
- Rencana Aksi
Suatu konsekuensi dalam sebuahkeputusan untuk menjadi Hamba Tuhan pada prinsipnya harus mengacuh pada konsep awal dimana Hamba Tuhan itu dipanggil untuk melayani Tuhan maka langka-langka yang perlu diambil antara lain:
- Bagaimana seseorang tahu bahwa ia dipanggil menjadi seorang Hamba Tuhan. Maka dia harus tahu benar apa yang akan dia kerjakan dalam panggilan itu sendiri. Daniel Ronda mengatakan “jika panggilan itu barasal dari Tuhan dia akan siap menerima segala derita serta resiko yang dihadapi dalam pelayanannya dan akan mampu berdiri teguh dalam integritas di tengah berkat yang diterimanya.” Jadi sebagai seorang hamba Tuhan pasti tahu dan mengerti apa yang akan dia lakukan teristimewa disiplin waktu agar dia menjadi model dan teladan.
- Sikap seorang hamba Tuhan adalah menghargai kasih karunia Allah lewat waktu yang Tuhan berikan kepada kita, sebagai hamba Tuhan dikalah kita menghargai waktu berarti nilai disiplin dan pelayanan terlihat dalam prilaku itu sendiri.
- Beberapa ciri integritas sebagai seorang hamba Tuhan dalam buku Leadersihip Wisdom adalah “ hidup sesuai dengan apa yang diajarkan, melalukan sesuai denga apa yang dikatakan, jujur dengan orang lain, memberikan yang terbaik bagi kepentingan orang lain atau organisasi dari pada diri sendiri, akan hidup secara transparan. Dari ciri integritas inilah akan tergambar apakah hamba Tuhan itu disiplin dengan waktu ataukah tidak, Hamba Tuhan harus disiplin dalam mengerjakan Amanat agung Yesus Kristus.
Jadi identitas sebagai hamba Tuhan selalu terlihat dari disiplin dia dalam menjalankan panggilan pelayanan sebagai seorang yang telah ditetatpkan Tuhan untuk melayani. Keteladanan akan menjadi sebuah kekuatan bersama dalam melaksanakan Tripanggilan gereja dan menjadi pengikat antara hamba Tuhan dengan warga Jemaat yang dilayani.
KASUS I : PERANAN GEMBALA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN JEMAAT.
- Realita Masalah
Seorang gembala jemaat tidak lain adalah seorang Hamba. Ia adalah seorang hamba dalam hubungannya dengan Allah (matius 24:45), dia berkewajiban untuk melayani dan bertanggungjawab terhadap Allah atas kehidupan jemaat yang digembalakannya. Ralph M. Riggs, mengatakan bahwa “seorang pendeta (gembala jemaat) meliputi tugas-tugas dan tujuan tertentu. Yang paling utama dalah memberitakan Injil” Hamba Tuhan tidak dapat menutup mata terhadap keadaan dunia saat ini, Hamba Tuhan tidak dapat menarik diri dari pergumulan peningkatan kesejahteraan umat yang dia layani, jadi realita yang terjadi yaitu bagaimana jemaat dapat berkontribusi dalam pekerjaan Tuhan dengan ekonomi yang mulai membaik, maka penulis melihat peranan gembala dalam peningkatan kesejahteraan jemaat sangat penting untuk dikembangkan.
- Analisa Masalah
Menurut penulis yang sudah bersama dengan warga jemaat mulai dari perintisan sampai sudah menjadi jemaat mandiri, terlihat bahwa jemaat hidup dalam skala pendapatan yang minim atau kurang dari persoalan inilah penulis melihat bahwa jemaat punya potensi. Maka bagaimana peranan penulis sebagai gembala dalam meningkatkan pendapatan jemaat, bagaimana bentuk-bentuk usaha yang dapat menjawab kebutuhan hidup jemaat, bagaimana jemaat bisa mendapat lahan yang luas untuk mengembangkan pertanian
Agar kebutuhan bisa tercukupi.
- Refleksi Teologia
Seorang hamba Tuhan mempunyai kemampuan khusus dari Tuhan sebagai gembala dan bertanggungjawab untuk menggembalakan umat. Menurut Daniel Ronda “Penggembalaan dalam Bahasa Yunani adalah poimen, poimenoka, atau pastoralia jadi pelayanan pastoral itu sama artinya dengan jabatan penggembalaan dalam gereja yaitu mereka yang bertugas memelihara kehidupan rohani” dan juga mengembangkan hal-hal perekonomian dalam jemaat. Jadi sebagai seorang gembala harus bisa mengembangkan pelayanan secara holistic dalam memajukan gereja secara rohani maupun secara jasmani.
- Rencana Aksi
- Sebagai seorang pemimpin gembala bertanggungjawab atas keberlangsungan kehidupan jemaat secara rohani maupun jasmani. Penulis mulai membuat aksi dengan cara mencari lahan yang besar guna penggembangan ekonomi jemaat denga membuat kebun jagung.
- Sebagai pemimpin, gembala melihat kekuatan-kekuatan dalam jemaat yang perlu dikembangkan yaitu pelayanan diakonia merupakan implementasi dari panggilan Tuhan kepada gereja dalam menjalankan Anamat Tuhan Yesus untuk menjawab kebutuhan jasmani dan rohani secara utuh.
- Sebagai seorang pemimpin, gembala memiliki keunikan karakter dalam mempengaruhi jemaat untuk mengikutinya sebagai seorang pemimpin, maka dalam perencanaannya akan terlihat dari ketekunan, kerja keras, disiplin guna mencapai apa yang merupakan visinya sebagai seorang pemimpin dalam berkarya bagi Tuhan dan memberikan solusi atau jalan keluar kepada jemaat untuk mengembangkan diri kearah lebih baik lagi.
KASUS III : KEJATUHAN PENDETA DALAM KOMSUMSI ALKOHOL
- Realita Masalah
Ada banyak anggota jemaat berkata dan memberikan tangapan kepada pdt mw adalah seorang hamba Tuhan yang dipakai luar biasa dalam berhotbah, kalua beliau berhotbah jemaat senang dan mengerti apa yang dihotbahkan sangat memuaskan dan memberkati jemaat anggota jemaat. Tapi akhir-akhir ini kita dikagetkan dengan muncul prilaku yang sangat berbahaya, buruk dan menjadi sandungan bagi banyak orang jemaat maupun orang yang tidak mengenal Tuhan yaitu masyarakat yang mengenalnya sebagai hamba Tuhan dan ini menjadi sesuatu yang sangat memalukan.
- Analisa Masalah
Penulis bersama dengan Saudara MW sudah dari muda saling mengenal satu dengan yang lain karena melayani bersama dalam satu gereja. Tapi yang membuat menulis merasa kehilangan sosok seorang hamba Tuhan yang luar biasa tatkala kita bersama pindah dari tempat pelayanan awal ke tempat pelayanan yang baru, dimana dekat dengan komunitas keluarga dan orang dekatnya. Dari sinilah penggaruh lingkungan mabuk-mabukan mulai terlihat pada hamba Tuhan, ada kemungkinan penggaruh keluarga yang kurang mendukung dan memberikan edukasi, peringatan-peringatan kepada yang bersangkutan. Dalam masalah ini gereja ambil tugas dan tanggungjawab untuk membimbingnya dan memberikan siasat gereja.
- Refleksi Teologia
- Sebagai seorang hamba Tuhan yang dikatagorikan senior seharusnya hamba Tuhan bersebut bertobat dan berjanji untuk tidak melakukan hal ini.
- Karena ini sangat berpengaruh kepada pertumbuhan jemaat dimana dia layani dan gereja secara keseluruhan di jayapura. Galatia 5:21 kemabukan atau hidup dalam kedagingan, maka dia tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah.
- karena itu seorang hamba Tuhan wajib menjaga kekudusan hidupnya dalam melayani hal ini disebabkan karena seorang hamba Tuhan adalah utusan Tuhan dalam dunia untuk mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutusnya.
- Rencana Aksi
Dalam mempersiapkan pemimpin-pemimpin gereja (Hamba-hamba Tuhan) perlu memahami beberapa hal penting :
Pertama: pemimpin setingkat diatasnya dapat membuat pelatihan-pelatihan kepada calon pekerja yang baru guna mengerti dan menyadari panggilannya sebagai seorang hamba Tuhan. Kedua: hamba Tuhan yang akan melayani harus tahu konsekwensinya sebagai hamba Tuhan tatkala dia melanggar perintah Firman Tuhan dan Anggaran Dasar, Anggran Rumah Tanggah dan peraturan gereja yang berhubungan dengan disiplin. Ketiga: seorang hamba Tuhan perlu didik oleh mentornya atau setingat diatasnya yaitu klasis atau daerah agar mereka manyadari diri dengan tugas dan tanggungjawab sebagai seorang hamba Tuhan yang Tuhan percayakan pelayannan ini kepada dia. Maka tanggungjawabnya secara etika pelayanan harus diberikan tegoran atau diskorsing guna menyelamatkan pelayanan pekerjaan Tuhan.
KASUS IV : PERANAN PEMIMPIN DALAM MENINGKATKAN KEUANGAN JEMAAT-JEMAAT
- Realita Masalah
Dewasa ini gereja kemah Injil adalah gereja yang besar, kuar dan tersebar diseluruh Indonesia, menyadari kekuatan tersebut maka para pemimpin sudah dan dapat memikirkan tentang keuagan yang menopang oranisasi besar ini. menyadari akan hal ini gereja GKII masih dikatagorikan sebagai gereja yang kurang secara finansial. Karena keuangan gereja tidak cukup untuk menunjang pengelolaan organisasi, maka sebagai pemimpin di Gereja Kemah Injil Indonesia Klasis kota Jayapura berupaya untuk meningkatkan keuangan jemaat dengan beberapa cara.
- Analisa Masalah
Dalam hal ini ada dua hal yang berbeda antara keungan gembala itu sendiri dan keuagan secara organisasi, sebagai seorang hamba Tuhan Daniel Ronda mengatakan “jangan pernah melayani untuk mencari uang karena seorang gembala akan bekerja berdasarkan upah yang diterimahnya. Jika seorang memutuskan menjadi gembala, pastikan bahwa dia siap untuk menerima berapapun upah yang diberikan Tuhan” hal ini beebeda secara organisasi maka sebagai seorang pemimpin membuat terobosan-terobasan baru dalam penjangkawan guna terpenuhinya keuangan yang cukup untuk mengelolah oraganisasi kita.
- Refleksi Teologia
Materi yang didapat adalah milik Allah Kej 19:5, setiap kita harus menyadari bahwa materi adalah pemberian Allah agar kita melihat itu dari presfektif Allah untuk kemajuan organisasi yang ada dalam dunia ini, komunikasi adalah hal yang penting untuk mengelolah setiap sumber daya alam yang ada pada kita guna memenuhi kebutuhan organisasi kita. Allah telah memberikan alam yang subur bagi kita di papua tinggal kita mengatur dan mengelolahnya sebagai sumber pendapatan guna menghidupkan organisasi yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Tanah, hutan laut dan gunung ada disekitar kita tinggal bagaimana sebagai pemimpin mengatur dan mengelalo secara baik buga pemasukan bagi pertumbuhan gereja secara finansial.
- Rencana Aksi
Sebagai pemimpin yang Tuhan tempatkan dalam organisasi gereja tentu harus memiliki strategi perencanaan untuk memenuhi kebutuhan keuangan dalam menjalankan organisasi ini:
Pertama, mengadakan koordinasi tingat pemimpin dalam memecahkan masalah keuangan, dengan memanfatkan lahan-lahan dari warga gereja untuk beternak babi dan muat kebun dari langka awal ini muncul respon yang sangat baik jemaat mulai dengan apa yang apa pada mereka.
Kedua, pemimpin harus kembangkan inovasi-inovasi baru dalam kembangkan hasil yang ada dari jemaat yaitu membuat pasar berjalan dengan cara hasil dari umat ditampung pada satu tempat, dan didistribusi kepada semua anggota jemaat yang memesan makanan kearifan local, maka secara berangsur-ansur atau mulai sedikit demi sedikit terlihat kebutuhan organisasi sedikit teratasi dan juga membantu jemaat local dalam perekonomian mereka.
Ketiga, sebagai pemimpin mampu juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi anggota jemaat yang belum mendapat pekerjaan dengan membuka tempat penyucian motor, maka secara tidak langsung anak-anak muda dilatih, diajar untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi orang lain. Dengan adanya tempat penyucian motor maka kegiatan mereja hanya itu saja dan tidak terpengaruh dengan kejahatan yang sementara merajelela disekitar mereka.
Keempat, Seorang pemimpin harus mampu mengawasi dan mendoakan setiap anggota jemaat agar mereka terpelihara dalam Tuhan dan tidak terpengaruh dengan keadaan disekitar mereka, penggikut melihat gembala sebagai pemimpin yang perlu dicontohi dan mengikuti teladan hidup gembala dimaksud
KASUS V : KASUS ANAK GEMBALA YANG HAMIL DILUAR NIKAH
- Realita Masalah
Pendidikan dan doa dalam keluarga hamba Tuhan dimaksud sudah sangat maksimal, tapi kenyataan yang terjadi adalah sebuah realita yang harus dihadapi oleh keluarga pendeta YS, realita yang terjadi tatkala anak-anak mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikan diluar papua, maka mereka diperhadapkan dengan pergaulan yang sangat bebas dan tidak dapat dikontrol oleh orang tua, dalam hal ini saya tidak mempersalahkan lingkungan tetapi ketahanan dari anak-anak tersebut yang goyah dan mudah dimasuki dalam pergaulan bebas tadi. Anak dari pendeta YS menghamili seorang anak yang juga dari papua, maka dalam usia yang masih muda dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan berimbas kepada Tugas dan kewenangan pendeta YS.
Menurut Andrew Brake, “masalah utama karena standard dan ciri utama dalam pengiringan, pengikut akan Tuhan dan hidup sesuai dengan standar Firman Allah”, dari anak pendeta YS hanya kelihatan luarnya saja dan masih jauh dari konsep kehidupan yang menyenangkan hati Tuhan, maka sangat mudah berpengaruh pada pergaulan dan pengambilan keputusan dari anak tersebut. Hal lain yang terlihat bahwa sebagai Hamba Tuhan kita harus kuat untuk memproteksi setiap langka dan gerakan anak-anak kita dalam hal pergaulan, lingkungan dimana dia berada.
- Refleksi Teologia
Secara theologia, pertama, seorang pendeta diperhadapakan dengan realita khotbahnya tentang kekudusan hidup atau hidup dalam kekudusan Allah dan YS diperhadapkan dengan dengan realita pelayanan mimbar dan harus ada keputusan secara pribadi dan organisasi. Kedua,,, secara pribadi sesuatu yang sulit bagi YS dalam mengambil keputusan, maka disinilah peran pemimpin gereja dalam hal ini klasis mendampingi dalam mengambil jalan penyesaian. Tentu dengan memperhatikan dasar-dasar Firman Tuhan, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga gereja kemah Injil Indonesia dan Peraturan Gereja Kemah Injil Indonesia. Ketiga, dengan kesadaran penuh YS dan keluarga menyampaikan itu di hadapan Tuhan dan jemaat. Jemaat menerima dan siap untuk melaksanakan syarat secara organisasi.
- Rencana Aksi
Sebagai seorang pemimmpin atau gembala pasti memahami tentang teraturan gereja yang berhubungan dengan kepemimpinan, pertama, gembala adalah pemimpin utama dalam pengambilan keputusan dalam jemaat, kedua sebagai pemimpin gembala berperan sebagai pemikir atau organisatoris dalam gereja, ketiga, gembala jemaat adalah pemimpin yang bertanggungjawab sebagai mandataris kristus dalam dunia (gereja) dan menjalankan penatalayanan serta bertanggungjawab menjalankan fungsinya sebagai mandataris Allah. Maka dalam penyelesaian masalah ini pemimpin diatasnya dalam hal ini pengurus klasis mengambil langka-langka antara lain, pertama, memberitahukan hal ini secara Alkitabiah kepada kel YS dan anaknya, selanjutnya menjelaskan tentang peraturan gereja kemah injil No 5 tentang Disiplin kepada pendeta YS dan terima dengan baik dan terbuka dihadapan Tuhan, jemaat.
Sebagai pemimpin di klasis melanjutkan dengan memberikan penjelasan tentang peraturan Gereja Kemah Injil Indonesia No 7 tentang keluarga, pertunangan dan pernikahan, maka sebagai pemimpin Gembala YS dan keluarga menerima semua itu dengan konsekuensi diskors selama tiga bulan sekaligus menyelesaikan semua yang berhubungan dengan pernikahan dari anak mereka. Daniel Ronda, dalam buku Gembala Sebagai Pemimpin Rohani mengatakan “salah satu krisis terbesar dalam sejarah dunia adalah krisis keluarga, bahkan keluarga pemimpin ronahi pun tidak luput dari krisis besar ini”, maka sangatlah penting mewarisi nilai-nilai keluarga yang memiliki harapan untuk menjadi keluarga yang diberkati dan bahagia, akata kunci untuk itu adalah menomorsatukan Tuhan dalam kehidupan keluarga dan memiliki komitmen untuk mewariskan iman itu Mazmur 78:5-8. Maka dewasa ini sebagai pemimpin dan gembala kita diingatkan untuk memperkuat basis keluarga sebagai tiang utama palayanan kita dalam mengembangkan gereja Tuhan dalam dunia ini.
Daftar Pustaka
Mark Dever, Tanda Gereja yang sehat. Penerbit momentum, 2014
John C. Maxwell, The Difference Maker, menjadikan sikap sebagai aset terbesar anda, penerbit Imanuel publishing hous, jln proklamasi No. 76 jakarta 10320
George patterson, Richard Scoggins, pedoman pelipat gandaan jemaat, penerbit, yayasan Kalam Hidup, jln. Narioan 67, Bandung 40112
Dr. Daniel Ronda, Lerdership Wisdom, Antalogi Hikmat Kepemimpinan, penerbit, yayasan Kalam Hidup, jln Naripan 67 Bandung 40112
Dr. Daniel Ronda, Gembala Sebagai Pemimpin Rohani, penerbit yayasan kalam hidup. Jln Naripan No 67 bandung 40112
Andrew Brake, Spiritual formation, menjadi serupa dengan Kristus, penerbit yayasan kalam hidup. Jln Naripan No 67 Bandung 40112
Firman Hidup 46, pdt. Dr Andar Lumbantobing, PT BPK gunung mulia, tahun 1997.
Baik – 95