Tugas Interaksi Buku – Deteminus Abugau
BAGIAN I PANGGILAN MENJADI GEMBALA
- Memahami Panggilan
Apakah saya dipanggil menjadi gembala? Bagaimana seseorang tahu bahwa dirinya terpanggil menjadi gembala jemaat? Dibahwa ini uraian jawaban dari pertanyaan di atas ini.
Menjadi gembala adalah panggilan Tuhan dan bukan sebuah pekerjaan biasa yang sama dengan profesi lainnya. Tuhanlah yang harus memanggilnya karena, jika panggilan itu berasal dari Tuhan, dia akan menerima segala derita serta resiko yang dihadapi dalam pelayanannya dan mampu berdiri teguh dalam intengritas di tengah berkat yang diterimanya.
Untuk mengongonfirmasi bahwa seseorang dipanggil menjadi gembala, ada beberapa petunjuk yang dapat diperhatikan yaitu:
Pertama, seorang yang menjadi gembala harus memiliki keinginan yang kuat dan dalam serta terus-menerus untuk menjadi gembala. Kedua, seseorang yang terpanggil harus menemukan karunia dalam dirinya yang berhubungan dengan pelayanan pastoral. Ketiga, adanya konfirmasi dari orang lain atau orang yang dewasa secara rohani di dalam gereja tentang panggilan tersebut. Keempat, seorang gembala menemukan panggilan pelayanannya melalui situasi yang meneguhkan panggilannya dan bertambahnya kesempatan yang akan diberikan kepadanya (ingat bahwa mereka yang menerima talenta dan mengembangkannya akan ditambahkan lagi talenta). Dengan demikian, keharuman penggembalaannya itu akan tersebar kemana-mana. Walaupun demikian tugas gembala yang utama adalah taat pada panggilan sang gembala agung sehingga ke mana pun dia ditugasi sebagai gembala, gerejanya akan bertumbuh dalam segala hal. Jadi panggilan pelayanan itu adalah untuk menjadi berkat bagi sesame dan dunia. Dalam hal itu, mempercayai janji dan penyertaan Tuhan adalah kunci pelayanan yang diberkati Matius 28:20.[1]
BAGIAN II DASAR TEOLOGIS DAN BIBLIKA TENTANG PANGGILAN SEORANG GEMBALA
Kata penggembalaan berasal dari kata pastor (latin) atau gembala dalam Bahasa Indonesia. Padanan kata penggembalaan dalam Bahasa Yunani adalah poimen, poimenika atau pastoralia. Jadi pelayanan pastoral itu sama artinya dengan penggembalaan. [2]
Lebih jauh menurut Bons-Strom, dalam bukunya apakah penggembalaan itu? Cakupan tugas penggembalaan adalah mencari dan mengunjungi anggota jemaat satu-persatu; mengabarkan firman Allah di tengah jemaat di tengah situasi dan hidup pribadi mereka; melayani jemaat sama seperti bila Yesus melayani mereka; supaya merka menyadari iman mereka dan dapat mewujudkan iman itu dalam kehidupan sehari-hari.[3]
- Dasar Alkitabiah Penggembalaan
Sebenarnya memahami arti gembala saja tidak cukup. Perlu ada dasar biblika dalam pelaksanaan penggembalaan, baik dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yaitu sebagai berikut:
- Penggembalaan dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Lama telah memberikan kesaksian bahwa Tuhan Allah adalah gembala bagi umat-Nya. Sebagai gembala Tuhan selalu memimpin, menuntun, membimbing, memelihara, menjaga, memberi makan dan minum, menuntun serta menghibur umat-Nya terlihat di dalam Yesaya 40:11 Mazmur 23:1-6 dan Yehezkiel 34. Gambaran Tuhan sebagai gembala itu memberikan suatu teladan kepada para pemimpin Israel karena Allah kemudian memberikan mandate pelayanan penggembalaan kepada para pemimpin bangsa Israel, baik Nabi maupun Raja Yehezkiel 34:2.
- Penggembalaan dalam Perjanjian Baru
Perjanjian Baru memberikan kesaksian bahwa gembala yang baik itu adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri Yohanes 10. Dia adalah teladan terbesar dalam pelayanan pastoral. Bahkan sebagai gembala yang baik, Tuhan Yesus telah menyerahkan seluruh hidup-Nya bagi domba-domba-Nya. Seluruh dasar dari Tindakan gembala Agung itu didasarkan pada kasih-Nya kepada manusia dan dunia Yohanes 3:16. Setelah Yesus Kristus naik ke sorga, segala tugas-Nya diserahkan kepada gereja-Nya. Kepada murid-murid Tuhan Yesus memerintahkan, gembalakanlah domba-domba-Ku Yohanes 21:15. Dalam perkembangan gereja kemudian, tugas penggembalaan itu diberikan kepada pejabat khusus dan juga kepada segenap anggota jemaat 1Petrus 5:2; Roma 12:8,10.
Dasar Alkitab itu memberikan fondasi bahwa tugas penggembalaan merupakan tugas yang penting dari Tuhan bagi gereja-Nya. Itu adalah mandate Tuhan kepada geraja, yang menempatkan gembala-gembala untuk memelihara umat-Nya. Lebih dari pada itu, segenap anggota jemaat pun, sebagai imamat yang Rajani, dipanggil agar menjadi gemabala bagi saudara-saudara seiman.
- Bentuk Penggembalaan
Penggembalaan adalah ekspresi pemeriharaan umat Tuhan yang praktiknya diwujudkan dengan perhatian dan pertolongan berdasarkan kasih Yesus Kristus dalam kehidupan bergereja.
Secara bentuk ada dua jenis penggembalaan, yaitu penggembalaan umum dan penggembalaan khusu:
Penggembalaan umum yaitu, penggembalaan yang ditunjukan kepada segenap warga jemaat secara kolektif atau perhatian secara umum. Sedangkan penggembalaan secara khusus adalah penggembalaan yang dilaksanakan oleh gembala kepada anggota jemaat secara pribadi, baik satu orang maupun beberapa orang, yaitu berupa konseling, pengakuan dosa, dan penyelesaian masalah antara jemaat.
- Tujuan penggembalaan
Ada beberapa tujuan dalam menggembalakan jemaat yaitu:
- Untuk menjadi jemaat yang bertumbuh dan dewasa dalam Tuhan.
- Untuk menjadi jemaat yang sehat Roani dan jasmani
- Untuk menjadi jemaat yang hidup di dalam kekudusan
- Untuk menjadi jemaat yang memiliki hati pengharapan akan kehidupan yang kekal (sorga)[4]
BAGIAN III GEMBALA SEBAGAI PEMIMPIN
Pemimpin rohani itu sebenarnya seperti apa? Namun untuk menjawab pertanyaan ini penulis akan memaparkan secara singkat lima prinsip kepemimpinan rohani oleh Chris Larson dan seorang tokoh hamba Tuhan yaitu Dr. John MacArthur yaitu:
Pertama, pemimpin rohani adalah orang yang memimpin dan menuntun kehidupan orang lain dengan firman Tuhan, yaitu yang meyakini Alkitab adalah firman Tuhan. Kedua, pemimpin rohani menginspriasikan kasih kepada orang yang dipimpinnya karena mereka belajar Kristus dari sang pemimpin dan melihat Kristus di dalam diri pemimpinnya. Jadilah pengikut yang sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus 1Korintus 11:1, disana Paulus sebagai pemimpin meminta pengikutnya untuk meniru dia sebagai mana dia meniru Kristus dan jangan pernah ragu aka napa yang dikatakan firman Tuhan untuk ditiru artinya menjadi pemin yang sama dengan Tuhan Yesus yang adalah pemimpin gembala yang rendah hati. Ketiga, pemimpin rohani siap menjadi pemimpin yang tidak populer. Kesuksesan sejati adalah melakukan kehendak Allah walaupun ada harga yang harus dibayar.
Keempat, pemimpin rohani harus bangkit dan memiliki kesadaran akan adanya bahaya zaman. Firman Tuhan berkata, dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik (understanding of the time), sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel… 1Tawarik 12:32. Pemimpin rohani yang sejati akan bangkit untuk memberikan tuntutan yang diberikan Allah. Kelima, pemimpin rohani tidak akan menuntun pengikutnya untuk berfokus kepada dirinya sebagai pemimpin. Ingatlah bahwa sebagai pemimpin dia sendiri secara pribadi berhutang segalanya kepada Kristus. Itu sebabnya pemimpin harus menyadari bahwa, kalaupun dirinya berhasil, itu adalah karena Tuhan.
Paulus berkata, Tetapi hart aini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami 2Korintus 4:7. Dengan perkataan lain, terpeliharanya seseorang menjadi pemimpin itu karena Allah yang memilihnya dan itu semata-mata atas dasar kedaulatan-Nya dalam memilih sehingga dialah yang harus menerima hormat dan kemuliaan. Tujuan Dia memilih seorang pemimpin, yang sebenarnya lemah itu, adalah agar tidak ada pemimpin yang bisa membanggakan dirinya sendiri, tetapi membanggakan Tuhan karena dirinya hanyalah sebagai alat-Nya.
Jadi pemimpin rohani yang sejati adalah mereka yang memimpin orang lain dengan satu filosofi dasar ini dalam kepemimpinannya yaitu: Bukan kepada kami, ya Tuhan, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu Mazmur 115:1.[5]
BAGIAN IV TUGAS GEMBALA JEMAAT
Pemimpin rohani itu beragam, mulai dari gembala, penginjil sampai dengan jabatan organisasi gereja maupun Lembaga. Pemimpin rohani adalah pelayan alias hamba. Kekuasaan yang ada padanya bukan dipakai untuk kepentingan dirinya, melainkan untuk kepentingan orang lain.
Pertama-tama, pemimpin adalah imam bagi umat-Nya, yaitu dia mengucapkan dan menyempaikan berkat Tuhan bagi umatnya dan pada saat yang sama mendoakan jemaatnya kepada Tuhan. Hal yang sama berlaku bagi semua level pemimpin rohani, mulai dari gembala sampai dengan pemimpin organisasi gereja. Perannya adalah sebagai imam-imam bagi Allah Wahyu 1:6. Kedua pemimpin rohani adalah pelindung bagi domba-dombanya. Ketiga, pemimpin rohani adalah pemimpin yang membalut orang yang terluka Yehezkiel 34:16.
Akhirnya pemimpin harus meneladani Yesus, yaitu memberi hidup… Aku dating supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan Yohanes 10:10. Jadi pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang juga membawa pada kehidupan. Dengan demikian, perkataanya menghidupkan, perilaku dan tindakannya memberi kehidupan, seperti dalam hal menolong, mengampuni, memberkati dan menghiburkan.[6]
- Syarat dan Tugas Pokok Gembala dalam Organisasi
Syrat menjadi gembala itu tentu mengacu pada firman Tuhan, yaitu panggilan Tuhan dan karunia yang ada padanya. Jadi syarat-syarat sebagai gembala adalah sebagai berikut:
Pertama, Seorang pengikut Yesus yang memiliki hati dan mampu mengkomunikasikan firman Allah dengan baik dan benar.
Kedua, memenuhi syarat sebagai seorang pemimpin rohani sebagaimana yang dinyatakan dalam firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 20:28-32; 1Timotius 3:1-7; Titus 1:5-9; 1Petrus 5:1
Ketiga, membuktikan keteladanan hidup dalam tangka laku dan kerohanian sebagai pemimpin, baik didalam keluarga, gereja maupun masyarakat.
Keempat, menunjukan kepemimpinan hamba, yaitu mampu bekerja sebagai tim di dalam gereja.
Kelima, memiliki kemampuan dalam melengkapi jemaat dalam pengajaran dan segala perbuatan baik yang menuntun mereka ke dalam kedewasaan dalam Kristus.
Keenam, menyadari dan mampu beradaptasi mengahadapi perubahan zaman dengan tetap mempertahankan kebenaran prinsip-prinsip firman Tuhan. [7]
BAGIAN V KEAHLIAN MENULIS BAGI PEMIMPIN
- Pentingnya Menulis Bagi Pemimpin
Salah satu hal yang harus dipahami jika ingin menjadi seorang pemimpin adalah bahwa inti dari keberhaasilan komunikasi seorang pemimpin itu adalah menulis, disamping bentuk komunikasi yang lain. Tulisan yang sederhana pun dapat menyampaikan gagasan sehingga direspons dan berdampak. Berikut adalah beberapa alas an mengapa menulis itu penting bagi seorang pemimpin.
Pertama, kepemimpinan dapat dipertahankan dengan menulis. Kedua, menulis adalah berbagi pengetahuan. Ketiga, menulis itu dapat memberikan motivasi kepada orang lain. Keempat, menulis membuat pemimpin dapat dimengerti apa maksud dan arah kepemimpinannya.[8]
BAGIAN VI KELUARGA GEMBALA
Salah satu krisis terbesar dalam sejarah dunia adalah krisis keluarga. Keluarga Kristen memiliki harapan untuk menjadi keluarga yang diberkati dan bahagia. Kata kunci untuk itu adalah menomorsatukan Tuhan dalam kehidupan keluarga dan memiliki komitmen untuk mewariskan iman itu. Firman Tuhan dalam Mazmur 78:5-8 berketa demikian:
Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka , supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka, supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya; dan jangan seperti nenek moyang mereka , angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah.
Komitmen untuk mewariskan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan dalam keluarga telah menjadikan bangsa Isreal sebagai bangsa yang unggul sekalipun secara jumlah sangat kecil. Rahasianya terletak pada keluarga dan Pendidikan anak dalam keluarga. Anak-anak tidak hanya dikenali dengan keahlian untuk hidup mencari materi, tetapi juga, yang lebih penting adalah Kembali dengan firman Tuhan.[9]
BAGIAN VII GEMBALA YANG PEDULI PADA PELAYANAN ANAK
Generasi berikutnya, yaitu anak dan remaja, sangat penting bagi gereja karena tugas gereja adalah melanjutkan estafet iman itu dari generasi ke generasi. Gereja perlu serius memperhatikan anak dan remaja, sebab Allah juga memperhatikan anak-anak. Yesus juga meminta anak-anak datang keada-Nya dan tidak menghalang-halangi anak-anak Matius 18:1-5.[10]
Jadi dapat disimpulkan bahwa gembala memiliki peran yang sangat vital dalam pertumbuhan gereja dan jemaat. Setelah berperan sebagai pemelihara kehidupan rohani jemaat, gembala juga berperan secara organisatoris sebagai pemimpin rohani.
Namun kerap kali gembala hanya dipahami sebagai pemelihara kehidupan rohani jemaat yang bertugas untuk membesuk jemaat, memberitakan firman Tuhan, dan berdoa atau hanya sebagai saksi rohani.
Dengan demikian di dalam buku ini penulis mengangkat peran gembala adalah pemimpin rohani dan sebagai pemimpin rohani harus dapat menerapkan kepemimpinannya itu sebagaimana Yesus Kristus meneladankan prinsip-prinsip kepemimpinan. Dengan demikian diharapkan penggembalaan yang dilakukannya semakin komprehensif sehingga gereja jemaat tidak mengalami stagnasi ketika menghadapi berbagai tekanan, baik dari dalam maupun dari luar.
Dengan penulisan yang ringkas dan Bahasa yang lugas serta dapat dipahami penulis telah mengajak para gembala untuk memahami bebeberapa pokok tentang kepemimpinan gembala dimana pokok-pokok yang di dadas dalam tulisan ini adalah panggilan dan tugas gembala, dasar teologi dan biblika, pelayanan, kepemimpinan, keluarga gembala, konflik antara gembala dan jemaat, keahlihan menulis seorang gembala, pelayanan kepada anak, masa depan gembala, dan lain-lain.
BAGIAN I PENCARIAN AKAN KESETIAAN
Menurut Donald A. McGavran bahwa Kita tidak dipanggil untuk menciptakan pelayanan bagi gereja-gereja yang statis dan yang merasa puas pada keadaannya sekarang di tengah-tengah jutaan pemenang lainnya. Kita dipanggil untuk menciptakan pelayanan yang akan terus membuat gereja-gereja yang bertumbuh tetap bertumbuh dan gereja-gereja yang tidak bertumbuh mulai berada pada taraf pertumbuhan yang pesat.
Pertumbuhan gereja adalah mencari dan menyelamatkan yang terhilang Lukas 19:10. Gereja-gereja yang bertumbuh selalu menunjukkan bukti akan adanya keinginan untuk memenuhi Amanat Agung Yesus Kristus Matius 28:19-20.
Semula pertumbuhan gereja berarti “semua yang termasuk dalam usaha untuk membawa para pria dan Wanita yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ke dalam persekutuan dengan-Nya dan masuk menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab.
Gereja yang setia adalah sesuatu yang loyal kepada Allah dan pekerjaan-Nya di dunia. Sumber kesetiaan gereja berasal dari sifat hakiki dari Allah sendiri. “Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia” Ulangan 32:4. Pemazmur berkata “Ya TUHAN, kasih-Mu sampai kea wan” Mazmur 36:6. Kesetiaan Allah kepada umat-Nya tidak tergantung kondisi, tetapi Ia juga merindukan kesetiaan sebagai balasan di dalam hubungan kita dengan Dia.
Kristus, kepala gereja, memberi teladan kesetiaan melalui ketaatan terhadap Bapa-Nya. Kristus setia sebagai anak yang bertanggung jawab atas rumah Allah, kita inilah rumah Allah Ibrani 3:2. Karena Kristus adalah kepada gereja, tubuh-Nya harus mencerminkan sifat yang setia.
Program gereja, anggaran, kehadiran dalam ibadah, atau sekumpulan aspek yang lain bukanlah suatu indicator utama dari kesetiaan. Indicator utama adalah ketaatan gereja terhadap perintah-perintah Allah dan terhadap tujuan-Nya di bumi.
Kesumpulan
Pertumbuhan gereja Alkitabiah adalah suatu perjalanan, bukan tujuan akhir.[11]
BAGIAN II GEREJA YANG MEMBERIKAN KEHIDUPAN
Ada hubungan teologis yang tak terhindarkan dalam hal ini. Gereja dan misinya bukanlah ciptaan manusia. Ia berakar di dalam Allah.
Allah adalah Allah yang memberi hidup, dan adalah menjadi sifat-Nya untuk memberikan kehidupan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Alkitab yang pertama dalam Alkitab mengenai Allah adalah “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” Kejadian 1:1.
Gereja Yunani (ekklesia) adalah sekumpulan orang. Dalam Perjanjian Baru kata tersebut digunakan untuk menunjukan sekumpulan orang Kristen baik secara universal maupun local. Efesus 1:22-23. Gereja local adalah sekumpulan orang-orang Kristen yang telah dibabtis dan terorganisasi untuk melaksanakan Amanat Agung di suatu wilayah tertentu, yang juga melakukan berbagai tanggung jawab lain yang diberikan kepadanya 1Korintus 1:2; 1Tesalonika 1:1.
Sebagai wujud dari tubuh Kristus yang hidup baik untuk kelahiran rohani maupun pertumbuhan rohani. Gereja mula-mula mengalami pertumbuhan semacam itu secara seimbang. [12]
- Firman Allah
Kami memiliki Yesus Kristus, Tuhan kita. Kita tidak memiliki siapa pun yang lain. Kami memiliki Alkitab. Kita tidak memiliki apa pun yang lain. Dalam terang pewayuan kita dapat maju tanpa rasa takut. Donald A. MacGavran.
Pertumbuhan gereja secara Alkitabiah dimulai dengan dasar pemikiran yang benar, yaitu firman Allah.
Alkitab adalah peraturan dan peraktek iman yang diilhamkan, yang berotoritas, dan tidak mungkin salah. Ia adalah firman Allah yang tertulis. Ia menyatakan bahwa ada wahyu umum, yang diberikan Allah kepada semua manusia seperti yang diinginkan pada semua tingkatan usia dan budaya. Allah juga memberikan wahyu khusus di dalam Yesus Kristus, Anak-Nya, Juruselamat kita, dan di Alkitab. Semua wahyu umum, yang tak terhindarkan telah bercampur dengan ide-ide yang salah dari manusia, haruslah ditimbang dan diukur di hadapan wahyu khusus. Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan wahyu khusus biasanya adalah Sebagian kebenaran atau kesalahan total. [13]
- Memuliakan Tuhan
Gereja-gereja yang memberikan kehidupan melihat tujuan akhir mereka adalah guna memberikan kemuliaan kepada Allah yang memberikan kehidupan.
Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain Yesaya 48:10-11. Itu sebabnya umat Allah ada untuk memberi kemuliaan kepada-Nya. Seperti yang dikatakan Daud Ketika ia mengucap syukur, kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia, 1Tawarik 16:28-29. Umat Allah ada untuk memuliakan Dia di sepanjang waktu. Sebagaimana dua puluh empat tua-tua membuktikan pada akhir zaman, ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan” Wahyu 4:11. Puncak dari segala sesuatu adalah untuk kemuliaan Allah.[14]
- Pemuridan
Gereja-gereja yang memberi kehidupan melakukan pemuridan dengan menemukan orang-orang yang tersesat, menyatuhkan mereka ke dalam tubuh, dan membangun mereka dalam iman.
Seorang murid adalah seorang pelajar. Panggilan Kristus untuk pemuridan dicatat lebih dahulu di dalam Matius 11:29, Ketika ia berkata, pikullah kuk yang kupasang dan berjalanlah pada-Ku. Menjadi seorang pelajar adalah menjadi murid. Jadi perintah Kristus adalah bagi murid-murid untuk mendaftarkan orang lain di dalam sekolah-Nya, menolong orang lain untuk menjadi pelajar-pelajar (murid-murid) Kristus. Menjadi seorang murid adalah menjadi seorang pengikut yang berkomitmen yang secara pribadi terlibat dalam melaksanakan apa yang menjadi kehendak tuannya.
Jadi pertumbuhan gereja Alkitabiah melihat pemuridan sebagai proses untuk menemukan orang yang terhilang, menyatukan mereka ke dalam gereja lokal, dan membangun mereka di dalam iman. [15]
- Roh Kudus
Gereja-gereja yang memberi kehidupan percaya akan pekerjaan Roh Kudus yang berkuasa bagi pertumbuhan gereja.
Roh Kudus adalah “Roh kebenaran yang dikirim oleh Bapa kepada orang-orang percaya setelah Yesus naik ke sorga. Peran utama Roh Kudus adalah untuk memuliakan Kristus, dan Dia melakukan ini Sebagian dengan cara mengingatkan kita apa yang Yesus ajarkan. Roh itu memeteraikan Efesus 1:13, dia di dalam Roma 8:9-11, dan memenuhi Efesus 5:18 orang-orang percaya bagi kehidupan dan pelayanan yang efektif.
Roh kudus membabtis gereja Kisah Para Rasul 1:5; 2:4 dan memperlengkapi oleh Kristus, tetapi kamu akan menerima kuasa, kalua Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan Samaria dan sampai ke ujung bumi Kisah Para Rasul 1:8. Bukan karena usaha manusia, seperti yang dinyatakan oleh Allah melalui nabi Zakharia dengan mengatakan, bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku Zakharia 4:6. [16]
BAGIAN II PENDETA YANG TEPAT
Pertumbuhan selalu merupakan unsur utama pertumbuhan dalam kerajaan Allah. Alkitab juga menceritakan kisah para pemimpin ilahi, seperti di dalam Kisah Para Rasul yang dimulai dengan Petrus, yang kemudian memperkenalkan Filipus, sampai kepada Stefanus dan Paulus. Bahkan Alkitab menunjukkan bahwa Allah bekerja melalui para pemimpin untuk melaksanakan tugas-Nya. Itu sebabnya pertumbuhan gereja Alkitabiah adalah seorang pendeta yang tepat, yaitu seorang gembala yang setia. Disebutkan dengan sederhana bahwa gereja-gereja yang memberikan kehidupan dipimpin oleh pendeta-pendeta yang melayani dengan setia sebagai kawan sekerja Allah dalam memenuhi Amanat Agung.
Gambaran tentang kawanan domba dipakai secara luas di dalam Alkitab, kadang-kadang berbicara mengenai Israel Yeremia 13:17, atau murid-murid Lukas 12:32, sering kali mengenai gereja Kisa Para Rasul 20:28; 1Petrus 5:3. Yesus Kristus adalah gembala dari kawanan domba-Nya dan Ia mengenal setiap domba-domba-Nya Yohanes 10:27. Allah mengangkat Kristus sebagai “kepala dari segala yang ada” Efesus 1:22, dan itu sebabnya Ia adalah Gembala yang Agung dan pemimpin yang utaman1Petrus 5:4,2:25; Yohanes 10:11.
Dia harus menjadi pembimbing yang selalu hadir dan kuat bagi setiap jemaat lokal. Salah satu hasil pertumbuhan dari otoritas Kristus adalah pemilihan-Nya terhadap para pemimpin, atau wakil-wakil gembala, bagi gereja lokal. Gembala-gembala ini bertanggungjawab untuk gereja setempat mereka, ini merupakan sebuah kenyataan yang diakui Petrus Ketika ia menyatakan kepada para penatua “gembalakan kawanan domba Allah yang ada padamu” 1Petrus 5:2.
Dengan demikian Kristus memberikan pemimpin-pemimpin di gereja untuk “memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Sebagai gembala Agung Dia menyerahkan pemeliharaan kawanan domba kepada gembala-gembala Yohanes 21:15-17; 1Petrus 5:2; Kisa Para Rasul 20:28. Ahli misiologi Charles Van Engen menjelaskan:
Kepemimpinan sebagai sebuah peristiwa melibatkan pergerakan dari kelompok lokal umat Allah untuk berpartisipasi dalam misi Allah di dunia. Dengan demikian, Ia meliputi pemimpin sebagai seorang katalisator yang menstimulasi orang-orang untuk menjadi pengikut sesuai dengan arah yang telah disepakati di tengah-tengah konteks kerohanian, sosial, ekonomi, politik, dan budaya tertentu. Di tengah-tengah semua hal tersebut, Roh Kudus sebagai pribadi yang membentuk dan menggerakan gereja, menggunakan seluruh gabungan unsur yang kompleks guna mendorong umat Allah untuk melakukan sesuatu yang baru di dunia. Pemimpin-pemimpin yang berasal dari Allah berada di pusat semua yang terjadi Ketika peristiwa keemimpinan terjadi.
Dengan demikian kepemimpinan adalah hal yang penting di dalam penanaman dan pertumbuhan gereja. Bila kita memiliki orang yang tepat pada posisi yang tepat, orang yang memiliki kualitas dalam karakter dan yang mempunyai falsafah pelayanan yang alkitabiah, maka gereja-gereja akan bertumbuh bukan hanya secara jumlah, tetapi juga secara rohani. Jadi gereja Alkitabiah memerlukan pendeta-pendeta yang akan menggembalakan kawanan domba Allah dengan karakter (integritas hati) dan kompetensi (kecakapan tangan). [17]
Rangkuman
Pertumbuhan gereja yang Alkitabiah merupakan hati dan kerinduan Allah yang memberi hidup. Allah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat yang memberi hidup dan kuasa kepada gereja melalui Roh Kudus untuk membawa Injil keselamatan sampai ke ujung-ujung bumi. Beribu-ribu gambaran di dalam Alkitab dan sejarah gereja membuktikan suatu kenyataan bahwa Allah menghendaki gereja-Nya bertumbuh dan anak-anak-Nya yang terhilang ditemukan Kembali. Allah menghendaki gereja-Nya bertumbuh. Allah sangat peduli terhadap umat manusia yang terhilang di seluruh dunia. [18]
BAGIAN I KHOTBAH EKSPOSISIONAL
Tanda pertama dari sebuah gereja yang sehat adalah khotbah eksposisional. Khotbah eksposisional biasanya dikontraskan dengan khotbah topikal. Sebuah khotbah topikal mengambil sebuah subjek pembahasan dan membahas subjek tersebut, daripada mengambil teks tertetu dari Alkitab sebagai subjek-nya. Khotbah eksposisional adalah khotbah yang melayani firman. Khotbah eksposisional melandaskan kepercayaanya di dalam otoritas Alkitab, bahwa Alkitab sesungguhnya adalah firman Allah; tetapi khotbah eksposisional memiliki pengertian yang jauh melampaui hal itu. Komitmen bagi khotbah eksposisional adalah komitmen untuk mendengarkan firman Allah, tidak hanya meneguhkan bahwa itu adalah firman Allah, tetapi dengan sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada-Nya.
- Peran Sentral Dari Firman Allah
Berkhotbah selalu harus eksposisional sebab firman Allah seharusnya menjadi pusat, yang menggarahkannya. Sebenarnya gereja-gereja harus berpusat pada firman, yang mengarahkan mereka. Allah telah memilih untuk memakai firman-Nya untuk membawa kehidupan. Itulah pola yang kita lihat dalam Alkitab dan di dalam sejarah.
Marilah kita mengikuti langka ini disepanjang Alkitab dan melihat apa yang diberitahukan kepada kita tentang sentralitas firman Allah dalam hidup kita, dan kemudian mempertimbangkan apa artinya bagi natur dan arti penting dari pewartaan firman di dalam gereja kita. Ada empat peran firman Allah dalam membawa kehidupan bagi kita yaitu peran firman Allah dalam berkhotbah, peran firman Allah dalam menguduskan kita dan peran firman Allah pengkhotbah dalam gereja.
- Peran Firman Allah Dalam Membawa Kehidupan
Melalui firman Allah menciptakan dunia dan segala kehidupan di dalamnya. Kejadian 1.
Dalam kejadian 12 kita menemukan bahwa oleh firman Allah, Abraham dipanggil keluar dari Urkasdim untuk mengikuti Allah.
Dalam keluaran 20, kita mendapati bahwa Allah memberikan hukum-Nya kepada umat-Nya, dan dengan menerima hukum Allah, mereka menjadi umatnya. Oleh firman Allah umat Israel dibentuk sebagai umat pilihan Allah.
Sepanjang Perjanjian Lama kita melihat bahwa Allah telah memimpin umat-Nya dengan firman-Nya.
Firman Allah-lah yang Petrus khotbahkan pada waktu pentekosta di Kisah Para Rasul 2. Allah membawakan kehidupan melalui firman-Nya. Manusia mendengar kebenaran akan Allah, dosa mereka dan penyediaan yang Allah kirimkan dalam Yesus. Dan Ketika manusia mendengar pesannya, hati mereka tertusuk, dan mereka berseru, apa yang harus kami perbuat, saudara-saudara? Kisa Para Rasul 2:37. Firman Tuhan menciptakan umat-Nya. Gereja didirikan oleh firman.
Dalam alkitab Allah bertindak, tetapi Dia tidak berhenti disana. Sesudah Dia bertindak, Allah berbicara. Ia menafsirkan apa yang telah dilakukan-Nya supaya kita dapat memahaminya. Allah tidak membiarkan kehendaknya berbicara sendiri; Ia berbicara untuk dapat menafsirkan bagi kita Tindakan penyelamatan-Nya yang agung.
- Peran Firman Allah Dalam Menguduskan
Peran firman Allah dalam menguduskan kita. Firman Allah harus menjadi sentral bagi kehidupan kita sebagai individu-individu dan sebagai sebuah gereja sebab Roh Allah memakai firman untuk menciptakan iman di dalam kita dan untuk membuat kita bertumbuh.
Ketika kita melihat sejarah Israel dan Yehuda di dalam Perjanjian Lama, kita menemukan kuasa pengudusan dari firman Allah seperti: dalam masa kemerosotan Yehuda 2Tawarik 34. Firman Allah yang tertulis, ditemukan Kembali dan dibacakan kepada raja. Tanggapan Yosia adalah mengoyak jubanya di dalam pertobatan dan kemudian membacakan firman untuk rakyatnya. Sebuah pemulihan muncul Ketika firman Allah dibacakan. Allah memakai firman-Nya untuk menguduskan umat-Nya dan menjadikan mereka lebih serupa dengan Dia.
Hal inilah yang Yesus ajarkan. Dalam doanya sebagai Imam besar, Dia berdoa “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran Yohanes 17:17.
Pada masa reformasi, gereja katolik roma memiliki sebuah frasa Bahasa latin yang menjadi satu moto: “semper idem, artinya selalu sama. Gereja-gereja reformed juga memiliki sebuat moto “semper” “ecclesia reformata, semper reformanda secundum verbum dei” artinya gereja diperbaharui, selalu diperbaharui menurut firman Allah. Sebuah gereja yang sehat adalah sebuah gereja yang mendengarkan firman Allah dan terus menerus mendengarkan firman Allah. Sebuah gereja yang seperti itu tersusun dari orang-orang Kristen yang mendenggarkan firman Allah dan terus-menerus mendengarkan firman Allah, selalu dibentuk dan diperbaharui olehnya, secara terus menerus dibasuh di dalam firman dan dukuduskan oleh kebenaran Allah.
- Peran Firman Allah Dalam Berkhotbah
Pengkhotbah adalah orang yang secara khusus diberi karunia oleh Allah dan dipanggil bagi pelayanan tersebut. Jadi pengkhotbah dipanggil untuk mengkhotbahkan firman Allah kepada gereja Allah dan kepada setiap orang dalam ciptaan-Nya.
Paulus meminta timotius, dengan terus terang dan jelas “beritakanlah firman Allah” 2Timotius 4:2. [19]
BAGIAN KE II PEMAHAMAN ALKITAB TENTANG KONVERSI
Dalam konteks buku ini, tentu saja, kita sedang membicarakan suatu perubahan yang besar yang terjadi dalam konversi. Pemahaman yang Alkitabiah tentang pertobatan adalah suatu ciri dari gereja yang sehat, dan Ketika kita mempertimbangkan seluk-beluk konversi, ketiaka kita mencari pemahaman Alkitabiah tentang konversi, kita akan melihat dalam lima pertanyaan di bahwa ini.
- Apakah Perubahan Diperlukan?
Kita telah memikirkan dalam studi kita yang lalu sesuatu tentang kedalaman dari keputusan moral kita dihadapan Allah. Yesus berkata, “Terang telah dating ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barang siapa berbuat jahat membenci terang dan tidak dating kepada terang itu, suaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak Nampak” Yohanes 3:19-20.
Paulus mengingatkan orang-orang Kristen di Efesus bahwa sebelum mereka berkonversi, mereka mati di dalam dosa-dosa dan pelanggaran mereka Efesus 2:1. Ia mengajarkan dengan jelas bahwa kematian Rihani ini di alami oleh semua manusia dimana Paulus menjelaskan di dalam Roma 1:9-20.
- Apakah Perubahan Benar-Benar Mungkin?
Injil dapat memberi kita suatu awal yang baru. Allah dapat benar-benar memberi kita keidupan yang baru. Itulah yang kita temukan dalam Perjanjian Baru. Sungguh mengagungkan bagi kita, berita yang Yesus sampaikan kepada Nikodemus dalam Yohanes 3, yang Paulus alami di Kisa Para Rasul 9. Sepanjang Perjanjian Baru, realitas yang radikal ini dijajikan dan dijelaskan, dari Roma 6 sampai Efesus 2 sampai 1Petrus 1.
- Perubahan Seperti Apakah Yang Kita Perlukan?
Ini adalah perubahan besar yang kita butuhkan. Pertobatan tidak hanya sekedar berarti menyesuaikan hidup kita dengan diri dan keinginan kita. Pertobatan berarti menyesuaikan hidup kita dengan Allah dan jalan-jalan-Nya Bersama kita. Pertobatan berarti mengakui tuntutan-Nya atas kita.
Dalam perubahan yang besar inilah kita diselamatkan. Kita mengerti bahwa tanpa perubahan ini, keadaan kita akan sangat mengerikan, sehingga kita menyebiut perubahan ini konversi, atau keselamatan. Kita menyebutnya dilahirkan kembali.
Perubahan yang nyata yang kita butuhkan adalah konversi dari menyembah diri sendiri kepada menyembah Allah, dari bersalah dalam diri kita di hadapan Allah menjadi diampuni di dalam Kristus.
- Perubahan Ini Meliputi Apa Sajakah?
- Perubahan Mental?
Alkitab berkata bahwa perubahan besar yang kita perlukan meliputi lebih banyak hal: hal itu mencakup berbalik dari dosa-dosa kita Dn berpaling kepada Allah. Konversi mencakup baik perubahan hati kepada Allah (pertobatan/repentance) dan percaya dan meyakini Kristus. Konversi mencakup perubahan hati kepada Allah, yaitu pertobatan dan kepercayaan di dalam Kristus dan firmn-Nya, yaitu iman.
- Hanya Bersandar Pada Kristus?
Kita harus menyadari bahwa, oleh karena dosa kita, kita benar-benar tidak berpengharapan di hadapan Allah. Tidak peduli betapa bagusnya situasi hidup kita tampaknya dari luar, kita benar-benar tidak berpengharapan di hadapan Allah. Pengharapan kita satu-satunya dating di dalam pemahaman bahwa Allah telah menjadi daging di dalam Kristus, bahwa Kristus menjalani suatu kehidupan yang sempurna dan mati di atas kayu salib menggantikan semua orang yang berpaluing dan percaya kepada Dia, dan bahwa Dia bangkit dalam kemenangan atas dosa-dosa kita dan sekarang menawarkan untuk mencurahkan Roh Kudus-Nya ke dalam hati kita. Dimulai dengan memiliki ketergantungan ini, kepercayaan kepada Allah saja, adalah natus dari perubahan besar yang terjadi dalam konversi. Kita harus bertobat dari dosa-dosa kita dan percaya kepada Kristus.
- Bagaimanakah Perubahan Besar Ini Terjadi?
Perubahan itu akan terjadi jika manusia menaati perintah Yesus bahwaberbalik dari dosa-dosa mereka dan berpaling kepada Allah. Sejak permulaan pelayanan-Nya, Yesus memberi tahu orang-orang bahwa konversi yang agung yang mereka butuhkan adalah berbalik dari dosa-dosa mereka dan berpaling kepada Allah.
- Allah Mengerjakan Iman Yang Menyelamatkan Ini Di Dalam Kita
Setiap agama yang lain di planet ini memberitakan bahwa keselamatan dapat diusahakan oleh diri sendiri, tetapi keKristenan tidak. Inilah teka-teki besar bagi banyak orang: Alkitab berkata bahwa perubahan ini terkait erat dengan karakter kita, perubahn hati kita. Itulh perubahan yang harus terjadi. Tetapi Alkitab juga mengajarkan bahwa kita tidak akan mulai membuat pilihan yang benar ini ika Allah pertma-tama tidak mengubah hati kita. Kita diciptakan dengan kemampuan untuk mengasihi dan menaati Allah, sbagai bagian dari dicipta mendurut gambar-Nya. Tetapi sejak kejatuhan, kemampuan kita telah rusak dan menyeleweng. Kemampuan kita menjadi sesat walaupun tidak sepenuhnya hilang. Jadi kita perlu Allah untuk memberi hati yang baruYehezkiel 11:19.
Transplantasi hati ini adalah karya Allah. Dan Dia harus mengerjakan perubahan ini di dalam diri kita supaya kitab isa menerima kebenaran-kebenaran rohani dari Alkitab 1Korintus 2:14. Sebagaimana Tesus berkata” Tidak ada seorang pun yang dapat dating kepada-Ku, jika ia tidak ditarik oleh Bpa yang mengutus Aku” Yohanes 6:44.
- Kesimpulan
Perubahan yang kita perlukan adalah perubahan dari menjalani kehidupan berdosa yang menimbulkan rasa bersalah, kepada menjalani kehidupan yang diampuni karena percaya di dalam Krisus. Untuk hal ini kita harus bertobat dari dosa-dosa kita dan percaya kepada Kristus. Hal ini hanya terjadi hanya oleh nugrah Allah melalui pemberitaan firman-Nya.
Bagi seorang Afrika Bernama Agustinus, hal itu tib Ketika dia mendengar suara seorang anak kecil di lapangan berkata, “Ambillah dan bacalah, ambilah dan bacalah. Agustinus yang sudah lama menjalani kehidupan yang sangat tidak bermoral, kebetulan melihat Salinan Perjanjian Baru dalam kita Roma 13:11-14. Setelah membaca firman ini Agustinus menjadi seorang yang telah diubahkan.
Martin Luther dahulu adalah seorang biarawan yang, dalam studinya tentang mazmu dan surat-surat Paulu kepada jemaat di Roma dan Galatia, mulai melihat bahwa kebenaran yang Allah tuntut dari kita bukan keneran diiri kita sendiri tetapi tetpi kebenaran Allah sendiri dan kebenaran tersebut merupzkn pemberian Allah kepada semua yang percaya kepada Kristus. Ketika Luther mulai menyadari hal ini, dia berkata “seakn-akan pintu gerbang Firdaus sendiri tersenyum terbuka.”[20]
BAGIAN KE III PEMAHAMAN ALKITABIAH TENTANG KEANGGOTAAN GEREJA
Apakah Gereja Itu?
Istilah gereja tidak hanya sekedar menjunjuk kepada sebuah unit organisasi dari agama apa saja. Dalam arti tersebut gereja adalah istilah Kristen. Oleh karena itu kata gereja pada dasarnya tidak berarti sebuah Gedung; hanya dalam arti yang sekunder hal itu berarti demikian. Gedung hanyalah tempat dimana gereja (jemaat) bertemu.
Menurut Perjanjian Baru, gereja terutama adalah sekumpulan orang yang mengakui dan membuktikan bahwa mereka telah diselamatkan oleh anugrah Allah semata-mata, bagi kemuliaan-Nya semata, melalui iman saja, hanya di dalam Kristus. Jadi gereja adalah sekumpulan orang di daerah setempat yang menyerahkan diri mereka kepada Kristus, secara teratur berkumpul dan mewartakan/mendengarkan serta menaati firman-Nya, termasuk perintah-Nya untuk membabtis dan merayakan perjamuan Tuhan.
Gereja dalam Perjanjian Baru merujuk kepada orang-orang percaya, yang telah mengalami jamahan Roh Kudus, kelahiran baru dan yang bergabung bersama dalam masyarakat kovenan.
Para anngota gereja memiliki tanggungjawab khusus kepada para pemimpin gereja, bahkan sebagaimana para pemimpin gereja bertanggung jawab atas para anggota. Sebagaimana yang Paulus katakana kepada jemaat di Korintus, “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya diercayakan rahasia Allah” 1Korintus 4:1.
Para anggota gereja harus mengingat para pemimpin mereka dan meneladani hidup dan iman mereka, 1Korintus 4:16; 11:1; Filipi 3:17 dan Ibrani 13:7. Para pendeta dan pengajar yang baik layak untuk menerima penghormatan dua kali lipat, menurut Paulus dalam 1Timotius 5:17, termasuk menerima dukungan material.
Dengan menjadi seorang anggota gereja, kita sedang bergandengan tangan satu dengan yang lain untuk mengenal dan dikenal oleh satu sama lain. Kita sepakat untuk menolong dan menguatkan satu sama lain Ketika kita perlu diingatkan tentang pekerjaan Allah dalam hidup kita atau Ketika kita perlu ditantang tentang ketimpangan antara perkataan dan perbuatan kita.
Kesimpulan
Jika gereja adalah sebuah bangunan, maka kita harus menjadi batu bata di dalamnya, jika gereja adalah sebuah tubuh, maka kita adalah anggota-anggotanya; jika gereja adalah keluarga orang beriman, maka kita adalah bagian dari keluarga tersebut.[21]
BAGIAN KE V KEPEMIMPINAN GEREJA YANG ALKITABIAH
Dalam bagian ini akan menguaraikan beberapa penjelasan tentang kepemimpinan gereja yang Alkitabiah seperti berikut:
- Konteks Jemaat dari Kepemimpinan Gereja
Topik pertama yang perlu kita pertimbangkan Ketika membahas kepemimpinan gereja yang Alkitabiah adalah peran dari anggota-anggota, jemaat. Pembahasan Alkitabiah tentang kepemimpinan gereja selalu berada dalam konteks jemaat. Untuk mengetahui konteks jemaat dari kepemimpinan gereja dari Perjanjian Baru dijelaskan di dalam Matius 18:15-17 demikian:
“Apabila saudaramu berbuat dosa , tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.
Perhatikan kepada siapa seseorang akhirnya memohon dalam situasi seperti itu. Pengadilan manakah yang memiliki kata akhir? Bukan seorang uskup, seorang paus, atau sekumpulan penatua (tua-tua); bukan sebuah siding, sebuah sinode, sebuah konvensi, atau sebuah konferensi. Bahkan bukan seorang pendeta atau sebuah dewan majelis, sebuah badan para diaken atau sebuah komite gereja. Tetapi gereja yaitu perkumpulan orang-orang percaya secara individu, yang disebut gereja.
Sebagai pemimpin dalam jemaat, kami berusaha mencapai kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahterah; kami bekerja Bersama untuk apa yang kita percaya merupakan hal yang terbaik bagi gereja. Dalam kaitan dengan ini Cambridge Platfrom tahun 1648 mengatakan:
Pemerintahan gereja ini, adalah suatu pemerintahan campuran (dan telah diakui lama sebelum istilah kemerdekaan didengar); dalam kaitan dengan Kristus, kepala dan raja gereja dan kuasa suprematif yang tinggal di dalam dia, dan dilaksanakan oleh dia, pemerintahan gereja adalah sebuah monarki. Dalam kaitan dengan tubuh, atau persaudaraan gereja, dan kuasa Kristus yang dianugrahkan kepada mereka, pemerintahan gereja menyerupai sebuah demokrasi. Dalam kaitan dengan presbiter (penatua) dan kuasa yang dilaksanakan pada mereka, pemerintahan gereja adalah aristokrasi.
Dengan demikian dalam kepemimpinan seperti ini, jenis kepercayaan yang harus kita berikan kepada sesame manusia yang tidak sempurna dalam hidup ini, entah mereka adalah keluarga atau teman, pegawai atau pejabat pemerintah, ataubahkan pemimpin gereja, tidak bisa diberikan secara penuh. Kepercayaan diberikan sebagai suatu karunia, suatu karunia dalam iman, dalam kepercayaan yang lebih kepada Allah yang memberi daripada kepada para pemimpin yang Dia berikan Efesus 4:11-13.
- Persyaratan Alkitabiah Bagi Kepemimpinan Gereja
Salah satu persyaratan untuk melayani gereja adalah memiliki karunia untuk melayani digereja, dan karunia diperoleh melalui doa. Semua gereja memiliki individu-individu yang menjalankan fungsi-fungsi sebagai penatua (elder) meskipun mereka tidak memakai istilah tersebut. Dua nama Perjanjian Baru yang paling umum bagi jabatan ini adalah episkopos (penilik) dan presbuteros (penatua).
Para penatua harus berpusat pada orang lain. Mereka harus hidup tidak bercela, terutama dalam perilaku mereka I muka umum. Mereka harus memiliki pernikahan, dan kehidupan keluarga yang memberi teladan, menguasai diri dalam segala sesuatu, menguasai diri, dihormati, ramah dan cakap mengajar, bukan orang yang kasar atau suka bertengkar atau tamak, bukan petobat baru, dan dihormati oleh orang-orang diluar gereja.
Semua itu harus ada dalam diri orang yang akan menjadi gembala-gembala dari jemaat Allah. Sebagai gembala yang baik, mereka tidak akan menipu kawanan domba demi kepentingan diri sendiri tetapi menjaga dan memperhatikan setiap domba.
- Natur Karismatis dari Kepemimpinan Gereja
Kita perlu memperhatikan sifat karismatis dari kepemimpinan gereja yang Alkitabiah. “Karismatis” tidak saya artikan sebagai pengalaman supranatural tertentu seperti berbicara dalam Bahasa lidah. Kata Yunani charisma (jamaknya charismata), semata-mata berarti karunia anugrah atau anugrah Allah. Dalam Alkitab, kita melihat dengan jelas bahwa Roh Allah memberi karunia-karunia kepada gereja-Nya untuk membangun umat-Nya dalam iman. Karunia-karunia Roh Kudus adalah contoh khusus dari anugrah Allah, enta itu keselamatan kita atau karunia lain dari Allah kepada anak-anak-Nya. Paulus berbicara tentang karunia kebenaran Kristus Roma 5:17 dan tentang karunia hidup kekal dalam Kristus roma 6:23. Kebenaran Kristus adalah charisma Allah kepada kita.
Tetapi kita melihat karunia-karunia Allah juga yang disampaikan oleh Paulus dalam Roma 11 secara khusus kepada umat Israel ayat 29; 9:4-5 dan Roma 12:6-8 Paulus menyebutkan beberapa karunia khusus dari Allah kepada gereja.
Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugrahkan kepada kita; jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukan-nya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar, jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukanya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukan dengan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Tujuan dari semua karunia rohani ini, dinyatakan oleh Paulus dengan jelas, adalah untuk membangun jemaat 1Korintus 14:26. Jadi tujuan dari pemberian Roh Kudus untuk pembangunan jemaat. Seperti yang ditulis oleh Petrus, “ Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah” 1Petrus 4:10.
- Keserupaan dengan Kristus dalam kepemimpinan gereja
Kristus adalah “kepada tubuh” yaitu jemaat, Kolose 1:8; Efesus 1:22-23. Dia sajalah batu penjuru dan batu pengunci 1Petrus 2:6-7. Yesus Kristus secara ultimat adalah pemimpin dari gereja universal dan setiap jemaat lokal.
- BOSS : Empat aspek kepemimpinan yaitu:
- Boss memberi perintah
- Qut Front berada dideapan atau menjadi teladan
- Supply menyediakan atau melengkapi
- Serve melayani
- Hubungan Kepemimpinan Gereja dengan Natur dan Sifat Allah
Allah adalah pencipta yang telah menjadikan kita menurut gambarnya, dan bahkan susunan sosial dari otoritas yang kita miliki dalam keluarga berasal dari Dia dan dari otoritas-Nya. Jadi otoritas dan kepemimpinan adalah hal yang patut kita perhatikan sebagai orang Kristen; otoritas dan kepemimpinan adalah masalah yang sangat penting, karena keduanya adalah bagian dari gambar Allah yang harus kita refeleksikan dalam hidup kita.
Kata- kata akhir Daud dalam 1Samuel 23 bahwa “Apabila seorang memerintah manusia dengan adil, memerintah dengan takut akan Allah, ia besinar seperti fajar di waktu pagi, pagi yang tidak berawan, yang sesudah hujan membuat berkulauan rumput mudah di tanah” 2Samuel 23:3-4.
Jadi keluarga diharapkan untuk menjadi tempat pelatihan kita dalam mengasihi otoritas. Keluarga adalah sebuah tempat “persiapan” yang telah Allah berikan kepada kita untuk belajar mengasihi, menghormati, menghargai, menaati, dan mempercayai agar kita dapat siap untuk berhubungan dengan orang lain dan terutama dengan Allah.[22]
Kesimpulan
Dalam buku ini Mark Dever menjelaskan bahwa buku ini buku panduan yang berisi panduan petunjuk-petunjuk mengenai pertumbuhan gereja. Tetapi dalam buku ini menawarkan prinsip-prinsip yang teruji dan benar untuk menilai Kesehatan gereja anda dari perspektif Alkitabih. Dalam buku ini menganjak para pemimpin gereja atau seorang anggota aktif di dalam jemaat, akan sangat membantu jika menerapkan unsur-unsur yang ada di dalam buku ini kepada gereja, maka gereja akan dibawa kepada kehidupan dan Kesehatan yang baru demi kemuliaan Allah dan kebaikan umat-Nya.
BAGIAN I TEOLOGI PERTUMBUHAN GEREJA
Pertumbuhan gereja adalah pokok bahasan yang aktual pada masa kini dan patut kita perhatikan. Saya berharap penyajian ini dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan gereja Yesus Kristus di seluruh bumi bagi kemuliaan Tuhan yang kita puji.
Kitab Kisah Para Rasul merupakan sumber yang paling meyakinkan, paling bisa dipercaya, dan paling utama mengenai pertumbuhan dan pelipatgandaan gereja. Kitab Kisa Para Rasul merupakan “etalase” dari sebuah agama baru”. Agama baru ini pertama muncul di Yerusalem dan pesan utamanya ialah mengenai orang yang telah disalibkan serta bangkit Kembali, kemudian naik ke sorga dan mengirimkan Roh Kudus dari sorga. Agama baru ini mampu mengatasi semua rintangan dan bisa melompati batas-batas sehingga ia menjadi Gerakan serta Lembaga suprarasional dan supranasional yaitu gereja Yesus Kristus yang mendunia.
Untuk mengamati dinamika dari Gerakan ini, kita perlu melihat bagaimana Kisa Para Rasul mencatat sekurang-kurangnya terdapat empat tahap yang perkembangannya sebagai berikut: Kisah Para Rasul pasal 2-5, gereja ditampilkan sebagai persekutuan umat dengan ciri-ciri kualitatif; pasal 6 gereja dilihat sebagai sesuatu yang berkembang seperti organisasi yang efektif; pasal 8-12 gereja sedang memberitakan Injil kepada komunitas diberbagai tempat dan pasal 13, gereja sedang bergerak dalam penginjilan secara agresif ke seluruh dunia. [23]
- Pertumbuhan gereja dan tema utama Kisa Para Rasul
Kitab Kisa Para Rasul adalah buku pegangan utama mengenai penginjilan ke seluruh dunia dan pertumbuhan gereja. Yang penting tema itu diucapkan oleh Tuhan kita, yang pada kesempatan sebelumnya telah meyakinkan murid-murid-Nya bahwa Dia akan mendirikan gereja-Nya Matius 16:13-21. Dengan demikian temah utamanya adalah “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalua Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di selurh Yudea. Lima kebenaran dasar terungkap dari tema utama teks Kisah Para Rasul sebagai berikut:
Pertama, Roh Kudus adalah utusan Allah untuk memperkenalkan, mengawasi atau mengendalikan, memberikan kemampuan dan memwujudkan tujuan Allah dalam program untuk mendirikan gereja atau jemaat. Dia adalah Prakletos, pemimpin, pelaksana dan yang mewujudkan rencana tersebut. Di dalam Dia, Allah hadir dalam dunia ini oleh kuasa dan otoritas untuk melaksanakannya. Pada hari pentakosta, Roh Kudus menciptakan sebuah badan bagi Dia sendiri, yaitu gereja Yesus Kristus. Dia berdiam dalam gereja itu, dan Dia bekerja di dunia melalui gereja untuk maksud penyelamatan. Dia menyatakan diri-Nya kepada umat percaya, yang menjadi gereja sejati melalui cara serupa dengan pernyataan-Nya yang tertulis dalam firman Allah (Alkitab). Karena itu gereja adalah wakil utama dari Parakletos untuk melaksanakan dan menggenapkan tujuan Allah.
Kedua, Rasul-rasul dari Yesus Kristus adalah utusan-utusan dari gereja Yesus Kristus, dan utusan mula-mula dari Roh Kudus kepada siapa maksud Allah diperkenalkan dan ditunjukan.
Ketiga, Bersaksi atau berkomunikasi secara lisan merupakan sarana utama untuk melaksanakan maksud Allah sebagaimana di gariskan dalam Kisah Para Rasul 1:8.
Keempat, Yesus Kristus sendiri adalah isi dari pesan Kristiani tersebut. “kamu akan menjadi saksi-Ku”. Tujuan utama dari Roh Kudus adalah memberikan kesaksian mengenai Anak Allah Yohanes 15:26; 16:14 dan menarik semua orang dating kepada-Nya Yohanes 12:32.
Kelima, seluruh dunia yang dihuni manusia ini menjadi arena sepak terjang Allah dan proklamasi Injil. Harus ada perubahan arah dari universalitas Perjanjian Lama yang bersifat sentripetal menjadi universalitas Perjanjian Baru yang sentrifugal. Ini merupakan perubahan yang radikal dari metodologi mengenai Perjanjian Lama, dari kebiasaan Yesus sendiri, dan dari perintah-perintah-Nya yang mula-mula kepada murid-murid Matius 10:5; 15:24. Menurut Perjanjian Lama, orang bukan Yahudi datang ke Yerusalem untuk mendengarkan firman Allah. Semua dapat mendengar, merasakan dan memilikinya, namun hukum taurat pasti dating dari Yerusalem. Ini adalah universalitas yang sentripetal. Setelah pentekosta berlaku prinsip sentrafugal. Perintah pergilah adalah sangat tegas, satu era baru memerlukan metodologi yang baru. Metodologi baru harus menjadi prinsip kerja dari sebuah gereja yang hidup dalam Roh Kudus dan oleh Roh Kudus. Dengan jalan itu, maka tujuan Allah dapat dilaksanakan dalam zaman kit aini, sementara dia menghimpun semua bangsa di antara bangsa-bangsa di dunia ini bagi nama-Nya Kisa Para Rasul 15:14.
Jadi, hubungan fungsional antara pemberitaan Injil dan berdirinya gereja, pemeliharaan dan pertumbuhan gereja, ditunjukan secara jelas. Karena itu kita dengan yakin mengatakan bahwa gereja adalah benih, sebaaimana penginjilan dalam Perjanjian Baru adalah benih.
BAGIAN II DASAR-DASAR TEOLOGIS DARI GEREJA
Kita memulai kajian-kajian kita, menyoroti secara berurutan: Teosentrisitas yang Alkitabiah, Allah menurut Alkitab; Kristo; sentrisitas Perjanjian Baru Kristus menurut Alkitab; Pneumatologi (ajaran-ajaran tentang Roh Kudus) dalam Perjanjian Baru, Roh Allah; Teokrasi dalam Perjanjian Baru, kerajaan Allah ajaran tentang gereja (Eklesiologi) dalam Perjanjian Baru; gereja Allah; Kosmologi Perjanjian Baru, dunia milik Allah.
- Teosentris dalam Alkitab
Alkitab adalah doktrin tentang Allah. Dengan jelas firman Allah menyatakan bahwa segala sesuatu dari Dia, dan melalui Dia, dan Oleh Dia dan bahwa akhirnya Allah adalah segala-Nya Roma 11:36,1 Korintus 15:28. Hanya perspektif teosentris dari Alkitab yang memberi kita petunjuk yang benar dan menghindarkan kita dari humanism dalam segala bentuk, baik yang bersifat individu dan kemasyarakatan, eksiologis maupun kosmologis. Allah selamanya menjadi penyebab dan sumber, secara langsung menjadi inisiator dan aktor tertinggi dan menjadi perspektif serta tujuan tertinggi dari semua eksistensi, keberadaan, kejadian-kejadian dan proses-proses. Pernyataan pertama yang begitu agung dalam Alkitab “Pada Mulanya Allah” menginatkan kita bahwa Allah selamanya menjadi dasar langsung dan yang fundamental dari segala sesuatu yang ada baik sekarang maupun yang akan datang. Dia adalah “Aku adalah Aku” oknum yang ada dengan sendirinya dan memberikan kehidupan, sebagaimana dinyatakan kepada Musa, Allah yang mengatasi semua. Dia adalah Allah yang ada di sorga di atas dan yang di bumi di bawa “Tuhan semesta bumi” Yohanes 3:11. Allah yang benar, Dia adalah Allah yang hidup dan raja kekal, oleh “Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Allah adalah Allah dan bukan manusia.
- Kristo-Sentritas dalam Perjanjian Baru
Yesus Kristus dan khususnya menggambarkan Kristo-Sentrisitas dari Perjanjian Baru bahwa “Allah ada dalam Kristus”. Ini adalah rahasia penting dari Perjanjian Baru. Bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia dan yang mendamaikan dunia dengan diri-Nya 1Timotius 3:16; 2Korintus 5:18-21 adalah kabar baik bagi seluruh umat manusia. Kitab-kitab Injil menampilkan Dia terutama dalam pelayanan-Nya berinkarnasi. Kitab Kisah Para Rasul menggambarkan dia sebagai Tuhan yang dimuliakan dalam pelayanan-pelayanan-Nya untuk memuliakan. Kitab wahyu menyatakan Dia dalam pelayanan-pelayanan-Nya menyempurnakan sejarah alam semesta.
Tuhan Yesus Kristus digambarkan dengan jelas sebagai nabi, imam, domba Allah, hamba, yahwe, dan Raja segala raja. Kristo-sentrisitas adalah cap dan jaminan dari Perjanjian Baru. Kristus adalah Alfa dan Omega Wahyu 1:8;21:16.
- Pneumatologi atau Ajaran tentang Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
Gelar-gelar bersifat deskriptif dan lambing-lambang Roh Kudus, berbagai gambaran mengenai Tindakan-tindaka-Nya dan hubungan-Nya dengan dunia, dengan gereja, dan dengan orang percaya secara pribadi; peristiwa besar di hari pentakosta dengan konsekuensinya, ini semua menjunjukan mengenai kebesaran dan kepenuhan Roh Kudus. Sangat sedikit umat Allah yang menyadari bahwa kita sekarang hidup dalam “Zaman Roh Kudus” dan bahwa dia adalah Parakletos (penolong) dari Allah dizaman ini.
- Teokrasi dalam Perjanjian Baru
Kerajaan Allah adalah eksistensi rohaniah yang bersifat kualitatif dimana pemerintahan Allah diakui, dicintai dan ditaati oleh makhluk rasional dan hadiratnya adalah yang tertinggi dan disembah 1Korintus 15:28. Kerajaan Allah merupakan suatu keadaan dimana tidak dikenal dosa dan perbuatan gelap Wahyu 21:8,27. Kerajaan Allah merupakan tempat dimana orang berdosa bisa masuk hanya melalui kelahiran kembali secara pribadi oleh Roh Kudusdengan memiliki hubungan iman dengan Yesus Kristus Yohanes 3:5; Titus 3:5, kerajaan Allah merupakan anugrah ilahi yang harus diterima, dan kerajaan Allah juga memberikan jaminan kepada individu-individu akan kewarganegaraan surga dan warisan kekal Efesus 2:8;9:22. Kerajaan Allah merupakan Tindakan ilahi yang menyatuhkan keturunan-keturunan umat manusia ke dalam rumah tangga Allah Efesus 2:19. Kerajaan Allah adalah keberadaan yang secara sempurna membebaskan semua potensi dari kepribadian umat manusia yang tercermin melalui kata-kata “kita akan sama seperti Dia” 1Yohanes 3:2, 1Korintus 13:12.
- Ajaran Tentang Gereja Atau Eklesiologi dalam Perjanjian Baru
Ajaran tentang gereja (eklesiologi) amat menonjol dalam Perjanjian Baru. Dari perspektif tertentu ia merupakan perhatian sentral utama dari surat-surat kerasulan karena hubungan dan kedudukannya yang mulia, serta panggilannya yang kudus dan agung. Yesus Kristus mengasihi dan menyelamatkan atau menebus gereja dengan dara-Nya sendiri Efesus 5:25-7. Dia berjalan ditengah-tengah kaki dian emas yang melambangkan gereja Wahyu 1:10-18, dan sebagai gembala Dia dengan penuh kasih memperhatikan domba-domba-Nya Yohanes 10:11,14; Ibrani 13:20-21;1Petrus 5:1-4.
Gereja adalah Lembaga keempat yang langsung berasal dari Allah dan dibentuk oleh Allah. Yang pertama adalah keluarga, kedua adalah pemerintahan, ketiga adalah penetapan bangsa Israel sebagai umat Allah dan yang keempat adalah gereja.
Gereja dibangun di atas dasar rasul-rasul dan nabi-nabi, Yesus Kristus sendiri menjadi batu penjuru utama, gereja adalah rahasia yang tersembunyi berabad-abad yang lalu, namun kini oleh Roh Kudus telah dinyatakan kepada nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya untuk memberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus Tuhan kita supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia Efesus 3:5; 10,11; 1:6.
- Gereja Adalah Jemaat Allah
Gereja Yesus Kristus adalah buatan Allah Efesus 2:10. Asalnya ialah maksud pribadi dari Allah Efesus 1:4; 3:11. Baik asal bentuk, susunan, misi maksud, daya hidup dan tujuannya adalah menyatakan kasih, hikmat, anugerah dan kehendak Allah Efesus 1:3-12. Kita sebagai gereja adalah hasil karya-Nya, diciptakan dalam Kristus Yesus Efesus 2:10. Itulah gereja Allah, rumah tangga Allah, imam-imam Allah, tubuh Kristus, pengantin perempuan Kristus dan bait Allah yang didiami Roh Kudus.
Jadi pentakosta adalah hari kelahiran gereja Yesus Kristus sebagai umat Allah yang unik, berbeda dan terpisah, permulaan dari rumah tangga Allah baru, mirip dengan rumah tangga Allah baru yang diisyaratkan dengan panggilan Abraham Kejadian 12.
Dari sisi kejerahan kita sekarang hidup dalam zaman gereja dengan pengungkapan kerajaan Allah secara terbatas. Dari perspektif hal ini adalah zaman Roh Kudus dengan manifestasi penuh mengenai berkat-berkat rohani dalam Kristus Galatia 5L22-25; Efesus 1:3; 4:23-24.
Alkitab mengandung begitu banyak kesaksian tentang fakta, bahwa gereja adalah jemaat Allah. Gereja bukan suatu Lembaga atau organisasi buatan manusia. Gereja tidak dapat dibangun dengan Teknik-teknik dan metodologi semata. Gereja pada hakikatnya adalah organisme yang dilahirkan oleh Roh Kudus pada hari Pentekosta Kisah Para Rasul 2.
Pentekosta adalah satu keajaiban Allah, intervensi surgawi. Allah di dalam dan melalui Roh Kudus masuk ke tengah-tengah umat manusia, dan menyusup ke dalam sejarah dengan cara adikodrati dan belum pernah terjadi dan menyebabkan lahirnya gereja. Allah melakukan terobosan dan melahirkan gereja Allah. Gereja adalah jemaat yang tiba-tiba lahir dalam sejarah melalui Tindakan luar biasa dari Allah. Selamanya gereja tetap merupakan jemaat Allah, dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh Efesus 2:24.
Inilah hukum tertinggi dari pertumbuhan gereja: bahwa ia bergantung kepada Tuhan. Dengan penuh kedaulatan Dia menyatakan: “Aku akan mendirikan jemaat-Ku Matius 16:18. Oleh karena hal ini, maka pertumbuhan gereja akan selalu mengandung satu unsur penuh rahasia yang bertentangan dengan semua definisi, analisis dan jangkauan manusia. Itu bahwa kita Kembali kepada kepala gereja melalui doa, penantian yang penuh percaya, dan sabar dalam perjuangan 1Korintus 3:6-8. Oleh kerna hal ini juga, maka gembala tertinggi tidak pernah menyerahkan sepenuhnya kawanan domba-Nya kepada gembala-gembala kecil. Gereja bukan dimiliki atau dikelola mutlak oleh manusia Kisah Para Rasul 20:28. Jika terjadi pengelolaan atau pemilikan secara mutlak oleh manusia, maka akan timbul kekacauan dan perpecahan di dalam. Tidak mungkin Roh Kudus menurut atau tunduk pada kepentingan sekelompok tertentu, atau dipengaruhi atau berkompromi dengannya. Sebgaimana telah ditunjukkan oleh sejarah, Roh Kudus tampil dan menciptakan lingkungannya sendiri. Gereja adalah milik Allah dan hanya bertumbuh melalui suasana yang ilahi. Secara seragam meyakinkan dan tidak ragu-ragu Alkitab menyatakan bahwa gereja berasal dari Allah. Allah sendiri yang memegang hak milik atas gereja. Oleh karena gereja adalah kepunyaan Allah, Dia sendiri yang merencanakan, membentuk. mengadakan dan menentukan. Dia tidak akan pernah merahkan hak-Nya sebagai pemilik dan yang empunya gereja, atau sepenuhnya merahkan otoritas-Nya kepada manusia untuk mengatur kepentingan-kepentingan dari gereja-Nya, kedatipun mereka dengan segala kemampuan dapat merebut kekuasaan dan otoritas tersebut bagi dirinya sendiri.
- Gereja lokal
Dilihat dari latar belakang lokalnya, gereja bisa didefinisikan sebagai sekelompok orang percaya yang berhimpun pada waktu-waktu tertentu Bersama Tuhan untuk memproklamasikan firman Allah, untuk bersekutu, meneguhkan, beribadah, menaati ketekunan-ketekunan Alkitab, melaksanakan fungsi-fungsi dan kewajiban-kewajiban spesifik kepada satu sama lain dan kepada dunia. Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa gereja lokal adalah badan tetap yang beranggotakan orang-orang percaya yang sudah mengaku iman dan dibabtis, yang berdasarkan pengalaman Bersama dengan Tuhan dan keyakinan terhadap firman Allah. Dengan bimbingan dan petunjuk seorang pemimpin yang dipilih atau ditunjuk mengadakan kebaktian-kebaktian ibadah dengan cara yang teratur dan terorganisir, menaati ketetapan-ketetapan Tuhan, melaksanakan fungsi-fungsi yang mereka anggap bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi persekutuan mereka sesuai dengan firman Allah, dan melaksanakan berbagai tanggung jawab lain yang menurut pendapat mereka adalah tugas mereka di hadapan Allah dan manusia.
Dengan demikian gereja adalah milik Allah untuk mendemostrasikan di hadapan dunia kebajikan-kebajikan tentang; Bapa yang penuh belas kasihan 2Korintus 1:3, Anak manusia yang dating untuk melayani, Markus 10:45, kehadiran Roh kasih kasih karunia Ibrani 10:29 dengan penuh kasih, tidak mementingkan diri sendiri, dan pelayanan kasih kepada umat manusia yang membutuhkan Matius 5:16; Galatia 6:10; Filipi 2:15-16;4:5;1Petrus 2:9, Ia adalah hamba Allah.
- Pertumbuhan Gereja Adalah Pekerjaan Allah
Oleh karena gereja adalah jemaat Allah, maka pertumbuhan gereja baik kualitatif maupun kuantitatif adalah karya Allah. Pertumbuhan gereja adalah pokok bahasan yang aktual pada masa kini dan patut kita perhatikan. Saya berharap penyajian ini dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan gereja Yesus Kristus di seluruh bumi bagi kemuliaan Tuhan yang kita puji. Sebagaimana Kejadian 3:15 telah dikenal menurut pengertian Heilgeschichte/sejarah penyelamatan sevagai protevagelium (pemberitaan yang pertama) tentang usaha penyelamatan mulia oleh Allah, secara obyektif dikerjakan oleh Kristus Yesus dan secara subjektif diwujudkan oleh Tindakan mulia dari Roh Kudus dan iman kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat; bahkan demikian juga Matius 16:18 secara tepat bisa dikatakan sebagai pemberitaan pertama tentang rencana mulia Allah untuk mendirikan gereja Yesus Kristus. Empat unsur dikemukakan secara jelas dalam rencana mulia pada Matius 16:18 yaitu:
- Dasar dari gereja adalah Yesus Kristus sendiri, batu karang itu, adalah dasar dan batu penjuru utama Yesaya 28:16;1Korintus 3:11; Efesus 2:20; 1Petrus 2:6-8
- Pendiri gereja adalah Yesus Kristus adalah pendirinya
- Seteru gereja adalah Alam (gerbang) maut berjuang memusnakannya
- Ketahanan gereja adalah gereja akan bertahan dan menang
Jadi sejak permulaan dari gereja, Tuhan kita menekankan bahwa permulaan gereja adalah pekerjaan dari Allah. Paulus memperingatkan orang-orang Korintus, bahwa gereja ialah ladang Allah dan bangunan Allah 1Korintus 3:9. Petrus juga menggunakan gambaran ini: “Kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus 1Petrus 2:5. Catatan Lukas menegaskan semua ini: Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan Kisah Para Rasul 2:47. Dengan demikian pertumbuhan secara kualitatif maupun kuantitatif adalah pekerjaan Allah Kolose 2:19.
- Rangkuman
Dalam bagian satu kit akita melihat landasan teologis bagi pertumbuhan gereja, hubungan antara ekklesiologi dengan ajaran-ajaran lain dan peranan Roh Kudus dalam kerya Allah. Roh Kudus sang penolong, adalah inti dari kitab Kisah Para Rasul. Dia adalah penyebab langsung dari pertumbuhan gereja. Pekerjaan rohani hanya bisa dilakukan oleh Roh Kudus. Dalam kerajaan Allah pernyataan tersebut meyakinkan: bukan dengan keperkasaan, dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam Zakaria 4:6.
Namun, Roh Kudus memakai agen-agen, sarana-sarana dan alat-alat untuk menyelesaikan karya-karya-Nya. Sekurang-kurangnya Sebagian Tindakan Allah ada dalam lingkup alamiah dan kemanusiaan. Dalam bab empat, kita melihat dua agen dari Roh Kudus sedang menyiapkan ladang-ladang tuaian yang menguning yaitu orang-orang dan firman. Pada bagian du akita akan meyelidiki lebih mendalam dua alat yang dipakai Allah untuk karyanya. Alat ketiga ialah gereja Allah. Peranan jemaat dalam pertumbuhan gereja telah diuraikan dalam bagian tiga. Hubungan dari tiga alat ini yaitu berita dari Allah, hamba Allah dan gereja Allah di gambarkan diagram berikut ini[24]:
Dinamika pertumbuhan Gereja
Berita dari Allah Hamba Allah
Gereja Allah
Misi-misi Kristen selalu memperhatikan pertumbuhan gereja; sebenarnya riset mengenai pertumbuhan gereja telah menyertai misi-misi selama lebih satu abad. Saat ini pertumbuhan gereja menjadi pokok yang popular, dan kepustakaan mengenai pokok ini sedang dalam masa keemasannya.
Buku ini bukan sebuah polemic yang berusaha berinteraksi dengan aneka publikasi mengenai pokok serupa atau dengan beberapa kelompok yang sedang menyokong teori-teori khusus mereka. Kutipan dan ayat digunakan dalam jumlah minimum. Ini juga bukan suatu Apologetik untuk membela pertumbuhan dan pelipatgandaan gereja. Dr. peters menganggap hal ini sebagai hal yang sudah seharusnya demikian.
Jadi pembahasan oleh penulis pada prinsipnya bersifat alkitabiah. Ia mengemukakan apa yang ia yakin merupakan kerangka Alkitabiah untuk mendefinisikan prinsip-prinsip yang strategis dan berfungsi bagi pertumbuhan gereja. Meskipun ia mula-mula mengacu pada Alkitab secara keseluruhan, belakangan ia fokuskan pada kitab Kisah Para Rasul.
BAGIAN I MELIHAT KE DEPAN DENGAN VISI YANG BESAR
Angkatan demi Angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu Mazmur 145:4; Tuhan itu besar Dia menginginkan keselamatan hamba-Nya Mazmur 35:27b
Pelayanan adalah bagaikan lari marathon. Yang penting bukanlah bagaimana anda memulainya, tetapi bagaimana anda mengakhiri-Nya. Jadi, bagaimana anda menjalankannya hingga ke akhir? Alkitab mengatakan, “Kasih tidak berkesudahan” 1Korintus 13:8. Apabila anda melayani karena kasih, anda tak akan pernah dianggap gagal.
- Untuk Gereja Yang Bertumbuh Mencari Prinsip-Prinsip Pelayanan
Sebagaimana Tuhan telah memakai W. A. Criswell untuk mempertajam fokus dari misi kehidupan gembala dari pelayanan secara umum menjadi seorang gembala siding. Begitu pulah Tuhan memakai tulisan-tulisan Donald McGavran untuk memperjelas fokus saya dari menggembalakan sebuah gereja yang sudah berdiri kepada merintis gereja baru yang akan saya gembalakan. Seperti yang dikatakan Paulus dalam Roma 15:20,” dan dalam pemberitaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat mana Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar yang telah diletakan orang lain.
Secara cemerlanag McGavran menantang kebijakan tradisional pada zamannya tentang apa yang membuat gereja bertumbuh. Dengan dasar Alkitab dan logika yang sederhana, tetapi bersemangat, McGavran menjelaskan bahwa Tuhan mengininkan gereja-Nya bertumbuh: Dia ingin domba-Nya yang hilang ditemukan.
Dalam kepemimpinan gereja, gembala perlu memiliki masa pelayanan yang Panjang sebab di dalamnya ada faktor yang penting yaitu untuk kesehatan dan pertumbuhan suatu keluarga gereja. Artinya penggembalaan jangka Panjang memungkinkan adanya hubungan yang mendalam, penuh kepercayaan dan penuh kasih. Tanpa hubungan yang demikian seorang gembala siding sulit mencapai hasil-hasil yang abadi.
Gereja yang gembala sidingnya berganti setiap beberapa tahun, tidak akan pernah mengalami pertumbuhan yang konsisten. Saya yakin inilah salah satu alas an mengapa kemunduran dialami oleh beberapa denominasi. Dengan sengaja membatasi masa jabatan seorang gembala dalam suatu gereja local, mereka menciptakan gembala yang lemah. Tak banyak orang yang mau mengikuti seorang pemimpin yang hanya setahun lagi Bersama-sama dengan mereka. Gembala siding mungkin ingin mulai bermacam-macam program baru, tetapi anggota jemaat segan mengikutinya karena merekalah yang akan merasakan akibatnya selama beberpa tahun mendatang sementara gembala siding itu telah pindah ke gereja lain.
- Doa Adalah Ujung Tombak Keberhasilan Seorang Gembala Dalam Penggembalaan
Ketika hendak membangun gereja baru: berdoa memohon petunjuk Amsal 28:26, Orang yang mengandalkan diri adalah orang bebal. Tetapi orang yang hidup bijaksana yang menggunakan kebijaksanaan Allah akan selamat. Sebelum memulai sesuatu, anda harus menyanyakan pandangan Tuhan mengenai situasimu.
- Pentingnya Memusatkan Pelayanan Pada Tempat Dimana Kita Mau Melayani
Amsal 13:16 mengatakan “orang cerdik bertindak dengan pengetahuan”. Bagi seorang gembala pengetahuan itu sangat perlu untuk dapat melayani tentang tempat dimana pelayanan itu mau dimulai/dibuka. Sebelum mengambil keputusan penting lebih dahulu bertanya kepada Tuhan, Amsal 18:13 mengatakan betepa bodohnya mengambil keputusan sebelum mengetahui duduk perkaranya. Alas an mengapa banyak gereja baru gagal ialah karena gereja-gereja tersebut dimulai dengan semangat besar yang tak berdasrkan pengetahuan. Yang dibutuhkan bukan sekedar semangat besar untuk mulai sebuah gereja; yang dibutuhkan adalah hikmat. Seperti yang dikatakan rasul Paulus di dalam Roma 8:31, Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
Pengkhotbah 11:4 “Jika engakau selalu menunggu-nunggu keadaan yang sempurna untuk menabur, engkau tidak akan menuai, tidak akan ada sesuatu pun yang dapat kau hasilkan”. Apabila anda bersikeras untuk memecakan semua permasalahan sebelum anda mengambil keputusan, anda tak akan mengetahui sensasi hidup oleh iman. Allah selalu memakai orang-orang yang tak sempurna dalam situasi-situasi yang tak sempurna untuk melaksanakan kehendaknya.
Peraturan ini mungkin kedengarannya keras, tetapi saya percaya kami mengikuti teladan Yesus. Dia mengatakan sasaran pelayanan-Nya dengan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabab, tetapi orang sakit. Aku dating bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa” Markus 2:17.
- Pengertian Pertumbuhan Gereja
Belilah kebenaran dan janganlah menjualnya, demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian. Amsal 23:23.
Yang benar ialah gereja anda tidak akan bertumbuh bila kehadiran merupakan satu-satunya hal yang anda pedulikan. Sepanjang sejarah pertumbuhan gereja Saddleback, kami hanya menetapkan dua target kehadiran dan keduanya terjadi pada tahun pertama berdirinya gereja kami. Kami tidak focus kepada kehadiran; kami memfokus pada pembauran semua orang yang Tuhan kirim kepada kami.
Kampanya kehadiran dan promosi mungkin menarik banyak orang dating ke gereja anda satu kali saja. Tetapi mereka tidak akan Kembali, kecuali gereja anda memberikan apa yang mereka butuhkan. Untuk menjaga pertumbuhan gereja secara konsisten, anda harus dapat memberikan sesuatu yang tidak dapat mereka peroleh di tempat lain.
Pertumbuhan gereja yang sehat dan terus menerus bersifat multi-dimensi. Definisi saya tentang pertumbuhan gereja yang sejati terdiri atas lima segi. Dengan demikian pertumbuhan gereja adalah gereja bertambah akrab dengan sesama anggota melalui persekutuan, bertambah sungguh-sungguh melalui pemuridan, bertambah kuat melalui ibadah, bertambah besar melalui pelayanan, dan bertambah luas melalui penginjilan. Dalam Kisah Para Rasul 2:42-47, kelima segi pertumbuhan ini digambarkan dalam gereja mula-mula di Yerusalem.
Jadi pertumbuhan gereja merupakan akibat wajar dari gereja yang sehat. Gereja yang sehat hanya dapat terjadi bila khutbah kit aitu alkitabiah dan misi kita seimbang.
BAGIAN II ENJADI GEREJA YANG BERTUMBUH KARENA MEMILIKI TUJUAN
Apa yang dibutuhkan dewasa ini adalah gereja-gereja yang didorong oleh tujuan bukan oleh kekuatan lainnya. Buku ini di tulis untuk menawarkan paradigma yang baru, yaitu gereja yang mempunyai tujuan, sebagai alternatif yang Alkitabiah dan sehat untuk cara-cara tradisional yang telah diorganisir dan dijalankan oleh gereja-gereja.
Ada dua unsur penting dari paradigm aini. Pertama, ia membutuhkan pandangan yang baru. Anda harus mulai melihat apa saja yang dilakukan gereja anda melalui lensa lima tujuan Perjanjian Baru dan melihat bagaimana maksud Allah agar gereja mengimbangkan kelima tujuan itu.
Kedua, paradigm aini membutuhkan sebuah proses untuk melakukan tujuan-tujuan gereja. Dalam buku ini saya akan menjelaskan proses yang kami gunakan di gereja Saddleback yang telah memungkinkan jemaat kami mengalami lima belas tahun pertumbuhan sehat dan konsisten.
Rasul Paulus berkata bahwa Allah akan menilai apa pun yang kita bangun atas dasar, kemampuannya untuk bertahan, pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api… jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah 1Korintus 3:13-14. Rasul Paulus juga mengatakan bahwa rahasia untuk membangun sesuatu yang mampu bertahan ialah membangunnya atas dasar yang benar, tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak seorang pun yang dapat meletakan dasar lain daripada dasar yang telah diletakan, yaitu Yesus Kristus 1Korintus 3:10-11.
Dengan demikian gereja yang kuat dibangun berdasarkan tujuan. Dengan memfokus sama-sama pada lima tujuan gereja Perjanjian Baru, gereja anda akan mengembangkan keseimbangan yang sehat yang memungkinkan pertumbuhan yang abadi. Amsal 19:21 mengatakan bahwa banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. Rancangan, program, dan kepribadian tidak kekal. Tetapi tujuan Allah akan kekal.
- Menjangkau Masyarakat Dilingkungan Anda
Yesus berkata: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel Matius 15:24; rasul Paulus berkata, “kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat Galatia 2:7.
Yesus mempunyai rencana untuk menginjili dunia. Dalam Kisah Para Rasul 1:8 Ia memperkenalkan empat target geografis bagi murid-murid; :Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalua Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya dan ia berkata kepadanya, “kami teah menemukan Mesias”. Yohanes 1:4; Ketika Yesus makan di rumah Matius,, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan Bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya Matius 9:10.
Perjanjian Baru memperlihatkan bahwa bertia Injil terutama tersebar melalui hubungan. Segera sesudah Andreas mendengar tentang Krisus, ia pergi dan memberitahu saudaranya, Andreas mendengar tentang Kristus, ia pergi dan memberitahu saudaranya, Simon Petrus dengan segera menghubungi sahabatnya, Nataniel. Matius pemungut cukai, mengadakan jamuan makan malam yang bersifat penginjilan untuk para pemungut cukai yang lain. Wanita di sumur memberitahukan kepada setiap orang di kampungnya tentang Kristus.
Seperti yang sudah kami bahas sebelumnya, tiap gereja cocok sekali untuk menjangkau jenis orang tertntu. Gereja anda akan lebih mudah menjangkau beberapa jenis orang dan lebih sulit untuk menjangkau jenis orang lainnya. Dan ada beberapa tipe orang yang tidak akan pernah bisa dijangkau oleh gereja anda, karena mereka membutuhkan gaya pelayanan yang sangat berbeda dari apa yang anda dapat berikan. Banyak faktor menyebabkan orang tadak mau hadir di gereja anda: rintangan teologi, rintangan hubungan, rintangan emosi, rintangan gaya hidup dan rintangan kebudayaan.
- Membawa Masuk Orang Banyak
Kemanapun Ia pergi banyak sekali orang mengikuti-Nya Matius 4:25; orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat Markus 12:37.
Satu ciri khas yang mengesankan dari pelayanan Yesus adalah bahwa cara itu menarik perhatian orang banyak. Orang banyak dalam jumlah yang besar. Kumpulan orang banyak yang sangat besar. Begitu banyak orang yang tertarik dengan Yesus sehingga Ia pernah didesak-desak oleh mereka Lukas 8:42. Para simpatisan senang mendengarkan-Nya dan berduyun-duyun mengikuti-Nya kemana pun Ia pergi, sekalipun ia bermaksud mengadakan perjalanan yang jauh. Pelayanan Yesus mempunyai kualitas yang sangat menarik.
Pelayanan seperti Yesus masih menarik banyak orang. Anda tidak perlu menggunakan tipu muslihat atau kompromi dengan keyakinan anda untuk mengumpulkan banyak orang. Namun anda benar-benar harus melayani orang sama seperti yang dilakukan Yesus.
Apa yang menarik perhatian terhadap pelayanan Yesus? Yesus berbuat tiga hal dengan orang banyak yaitu: pertama mengasihi mereka, Matius 9:36. Kedua, Yesus memenuhi kebutuhan mereka Matius 15:30;Lukas 6:17-18 dan Yohanes 6:2. Ketiga ia mengajar mereka dengan cara-cara yang menarik dan peraktis Matius 13:34; Markus 10:1, 12:37.
Roger Aliles, konsultan komunikasi untuk presiden Reagan dan Bush mengatakan bahwa factor yang berpengaruh dalam berbicara di depan umum adalah “sifat yang menyenangkan”. Apabilah orang menyukai anda, mereka akan mendengarkan anda. Apabila mereka tidak menyukai anda, mereka akan mengabaikan anda atau meremehkan pesan anda.[25]
Karena Allah, dalam kemahatahuan-Nya, mengetahui siapa yang akan hadir dalam kebaktian hari minggu yang akan datang, mengapa Ia akan memberikan kepada anda sebuah pesan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan orang-orang yang akan hadir? Kebutuhan urgen orang-orang merupakan kunci bagi pesan yang Allah mau anda sampaikan pada kesempatan khusus itu. Orang banyak tidak menentukan apakah anda akan berbicara tentang kebenaran atau tidak: kebenaran bukan merupakan pilihan. Tetapi orang-orang yang hadir itu menentukan kebenaran yang mana yang akan anda sampaikan. Ada kebeanaran yang lebih relevan daripada lainnya bagi orang yang belum percaya.
- Membangun Jemaat
Sekarang saudara bukan lagi orang asing di hadapan Allah atau warga asing bagi sorga, melainkan anggota keluarga Allah serta warga kerajaan Allah Bersama-sama dengan orang Kristen yang lain. Efesus 2:19; demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain Roma 12:5.
Bergabung dengan sebuah gereja biasanya suatu Tindakan persesuaian dalam masyarakat. Anda bergabung dengan sebuah gereja oleh karena semua orang melakukannya. Sekarang peraturannya sudah berubah dan persesuaian tidak lagi merupakan factor yang memotivasi. Dalam hal ini George Gallup telah menemukan bahwa mayoritas terbesar orang Amerika berpendapat bahwa bisa saja orang menjadi “orang Kristen yang baik” tanpa bergabung bahkan tanpa menghadiri sebuah gereja lokal.
Malahan sekarang ini keanggotaan merupakan suatu sikap penyerahan. Cara anada memotivasi orang untuk bergabung dengan gereja sekarang ini ialah memperlihatkan kepada mereka nilai-nilai keuntungan yang akan mereka terima sebagai ganjaran komitmen mereka. Di Saddleback, kami menemukan bahwa Ketika orang mengerti arti dan nilai menjadi anggota, mereka akan bergembira mengenai hal itu. Dengan demikian menjadi anggota memiliki beberapa hal sebagai berikut:
- Keanggotaan menunjuk bahwa seorang adalah orang percaya yang sesungguhnya Efesus 2:19; Roma 12:5
- Keanggotaan menyediakan sebuah keluarga rohani untuk membantu dan mendorong mereka dalam hidup dengan Kristus Galatia 6:1-2; Ibrani 10:24-25
- Keanggotaan menyediakan suatu tempat untuk menemukan serta menggunakan karunia-karunia mereka dalam pelayanan 1Korintus 12:4-27
- Keanggotaan menempatkan mereka di bawah perlindungan rohani dari pemimpin-pemimpin rohani Ibrani 13:17; Kisah Para Rasul 20:28-29
- Keanggotaan memberikan pertanggungjawaban yang mereka perlukan untuk bertumbuh Efesus 5:21.[26]
Saya menganjurkan agar anda mengatur tujun-tujuan gereja sesuai dengan kebutuhan. Hal ini penting Ketika anda hendak meyakinkan hadirin dalam kumpulan orang banyak untuk bergabung dengan jemaat Allah. Anda harus menekankan kenyataan bahwa gereja menyediakan keuntungan-keuntungan yang tidak mereka temukan di tempat lain di dunia ini.
- Ibadah menolong anda berfokus kepada Allah. Secara rohani dan secara emosional, ibadah mempersiapkan anda untuk minggu yang akan dating.
- Persekutuan menolong anda menghadapi masalah-masalah hidup dengan menyediakan batuan serta dorongan melalui orang-orang Kristen lainnya.
- Kemuridan menolong anda meneguhkan iman anda dengan mempelajari kebenaran firman Allah serta menerapkan prinsip-prinsip Alkitabiah pada gaya hidup anda.
- Pelayanan menolong anda menemukan dan mengembangkan bakat-bakat anda dan menggunakannya untuk melayani orang lain.
- Penginjilan menolong anda untuk memenuhi misi anda untuk menjangkau sahabat-sahabat dan keluarga anda bagi Kristus. [27]
KEPUSTAKAAN
- Rick warren, Gereja Yang Digerakan Oleh Tujuan. Penerbit Gandum Mas. Jawa Timur, 2006,
- George W. Peters, Teologi Pertumbuhan Gereja, Gandum Mas, Jawa Timur, 2013.
- Daniel Ronda, Gembala Sebagai Pemimpin Rohani
- Mark Dever 9 tanda gereja yang sehat. Penerbit Momentum, Surabaya
- Gary L. McIntosh, Biblical Church Growth, penerbit Gandum Mas, Jawa Timur
[1] Dr. Daniel Ronda, Gembala Sebagai Pemimpin Rohani, hlm 5-11
[2] Abieno. J.L. Ch. Abineno, pedoman peraktis pelayanan pastoral, Jakarta: BPK gunung Mulia,1991, cetakan pertama
[3] M. bons Strom, apakah pemgembalaan itu, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017 hlm 4
[4] Dr. Daniel Ronda, Gembala Sebagai Pemimpin Rohani, hlm 18
[5] Chris Larson dan Dr. John MacArthur
[6] Dr. Daniel Ronda, Gembala Sebagai Pemimpin Rohani, hlm 30
[7] Dr. Daniel Ronda, Gembala Sebagai Pemimpin Rohani, hlm 32
[8] Dr. Daniel Ronda, Gembala Sebagai Pemimpin Rohani, hlm 145
[9] Dr. Daniel Ronda, Gembala Sebagai Pemimpin Rohani, hlm 158
[10] Dr. Daniel Ronda, Gembala Sebagai Pemimpin Rohani, hlm 186
[11] Gary L. McIntosh, Biblical Church Growth, penerbit Gandum Mas, Jawa Timur, hlm 19
[12] Gary L. McIntosh, Biblical Church Growth, penerbit Gandum Mas, Jawa Timur, hlm 31
[13] Gary L. McIntosh, Biblical Church Growth, penerbit Gandum Mas, Jawa Timur, hlm 43
[14] Gary L. McIntosh, Biblical Church Growth, penerbit Gandum Mas, Jawa Timur, hlm 52
[15] Gary L. McIntosh, Biblical Church Growth, penerbit Gandum Mas, Jawa Timur, hlm 72
[16] Gary L. McIntosh, Biblical Church Growth, penerbit Gandum Mas, Jawa Timur, hlm 82
[17] Gary L. McIntosh, Biblical Church Growth, penerbit Gandum Mas, Jawa Timur, hlm 101
[18] Gary L. McIntosh, Biblical Church Growth, penerbit Gandum Mas, Jawa Timur, hlm154
[19] Mark Dever. 9 Tanda Gereja Yang Sehat, Penerbit Momentum, 2014, Surabaya, Hlm 58
[20] Mark Dever 9 tanda gereja yang sehat. Penerbit Momentum, Surabaya Hlm, 141
[21] Mark Dever 9 tanda gereja yang sehat. Penerbit Momentum, Surabaya Hlm, 210
[22] Mark Dever 9 tanda gereja yang sehat. Penerbit Momentum, Surabaya Hlm, 316
[23] George W. Peters, Teologi Pertumbuhan Gereja, Penerbit Gandum Mas, Jawa Timur. Hlm 20
[24] George W. Peters, Teologi Pertumbuhan Gereja, Gandum Mas, Jawa Timur, 2013. Hlm 112
[25] Rick warren, gereja yang digerakan oleh tujuan. Penerbit Gandum Mas. Jawa Timur, 2006, hlm 219
[26] Rick warren, Gereja Yang Digerakan Oleh Tujuan. Penerbit Gandum Mas. Jawa Timur, 2006, hlm 321
[27] Rick warren, Gereja Yang Digerakan Oleh Tujuan. Penerbit Gandum Mas. Jawa Timur, 2006, hlm 322